Sekolah

Laporan Hasil Pengukuran Panjang dengan Menggunakan Jangka Sorong untuk Gambar Berikut Lengkap dengan Ketidakpastiannya

×

Laporan Hasil Pengukuran Panjang dengan Menggunakan Jangka Sorong untuk Gambar Berikut Lengkap dengan Ketidakpastiannya

Sebarkan artikel ini

Sebuah jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, serta kedalaman suatu objek atau komponen dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Alat ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,02 mm. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong dan mencari ketidakpastian pengukurannya.

Lamentable, karena keterbatasan media, kami tidak dapat memberikan gambaran visual mengenai pengukuran dengan jangka sorong yang diinstruksikan. Namun, kami akan menyajikan tahapan konseptual pengukuran dan ilustrasi pendekatan ketidakpastiannya.

Tahapan Pengukuran dengan Jangka Sorong

  1. Penyesuaian 0: Sebelum memulai pengukuran, pastikan bahwa pada saat kedua rahang jangka sorong tertutup sempurna, skala pada jangka sorong menunjukkan angka 0. Jika tidak, biasanya jangka sorong perlu dikalibrasi ulang.
  2. Penempatan Objek: Objek yang akan diukur ditempatkan di antara dua rahang jangka sorong dan perlahan-lahan tutup rahang tersebut hingga bersentuhan dengan objek.
  3. Pembacaan Skala: Pembacaan dilakukan pada dua skala, yaitu skala utama (1 mm per divisi) dan skala nonius (0,02 mm per divisi).

Menghitung Ketidakpastian Pengukuran

Ketidakpastian pengukuran adalah kisaran di mana nilai sebenarnya bisa berada, berdasarkan pembacaan alat ukur dan variasi pengukuran yang mungkin terjadi. Ketidakpastian bisa dihitung melalui dua cara:

  1. Ketidakpastian Alat: Ini adalah ketidakpastian yang hilang seiring waktu karena aus dan cacat. Untuk jangka sorong, ketidakpastian alat ini biasanya 0,02 mm.
  2. Ketidakpastian Operator: Ini adalah ketidakpastian yang muncul dari perbedaan pembacaan oleh operator yang berbeda atau oleh operator yang sama pada waktu yang berbeda. Cara efektif untuk meminimalkan ketidakpastian ini adalah dengan melakukan beberapa kali pengukuran dan mengambil rata-ratanya.

Kesalahan total atau ketidakpastian total dapat diestimasi dengan menjumlahkan ketidakpastian alat dengan ketidakpastian operator.

Ingatlah bahwa pengukuran yang baik tidak hanya tentang akurasi, tapi juga tentang pemahaman kita terhadap batasan dan ketidakpastian alat yang kita gunakan. Kenali limitasi alat anda dan selalu ingat untuk mempertimbangkannya saat melakukan analisis dan interpretasi data.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *