Berada dalam masyarakat yang beragam adalah bagian dari keindahan hidup. Kita belajar, tumbuh, dan berkembang melalui perbedaan itu. Sebagai sesama manusia, penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami bagaimana kehidupan kerohanian masyarakat kita berjalan, termasuk di kalangan keluarga-keluarga Kristen. Tepatnya, penting bagi kita untuk menanyakan apakah mereka sudah menjalani apa yang disebut 3 panggilan gereja.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan 3 panggilan gereja?
Dalam tradisi Kristen, umat diharapkan menunaikan panggilan kudus mereka sebagai pengikut Kristus melalui tiga cara: panggilan untuk beribadah, panggilan untuk melayani, dan panggilan untuk bersaksi. Panggilan ini menjadi fondasi bagi hidup rohani mereka dan menjadi tolok ukur kesehatan spiritual suatu keluarga atau individu.
Panggilan pertama adalah untuk beribadah. Umat Kristen dipanggil untuk menyembah Tuhan, berdoa, dan membaca firman-Nya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini adalah pernyataan iman dan ketergantungan mereka kepada Tuhan.
Panggilan kedua adalah untuk melayani. Ini mencerminkan ajaran Yesus tentang kasih dan pengorbanan. Umat Kristen diharapkan menggunakan karunia dan bakat mereka untuk melayani orang lain, baik dalam gereja maupun di masyarakat.
Panggilan ketiga adalah untuk bersaksi. Ini adalah panggilan untuk menceritakan berita Injil ke orang lain. Melalui kata dan tindakan mereka, umat Kristen dipanggil untuk menunjukkan kepada orang lain apa artinya menjadi pengikut Kristus.
Pada titik ini, pertanyaan muncul: “Lihatlah lingkungan di sekitarmu, apakah keluarga-keluarga Kristen sudah melakukan 3 panggilan gereja?”
Mungkin, beberapa sudah melakukannya dengan sepenuh hati. Beberapa lainnya mungkin berjuang untuk menyelaraskan diri dengan ketiga panggilan ini. Mereka mungkin berusaha untuk setia beribadah, tetapi mungkin menghadapi tantangan dalam melayani atau kesulitan dalam bersaksi.
Dalam hal ini, selaku masyarakat, kita dapat memainkan peran dengan memberi dukungan dan pengertian. Dengan menghargai percakapan yang konstruktif, berempati dan berbagi, kita bisa menjadi agen perubahan dalam masyarakat kita.
Jadi, jawabannya apa? Penilaian tentang apakah suatu keluarga berhasil menjalankan 3 panggilan gereja bukanlah tugas kita. Yang paling penting adalah bagaimana kita, sebagai bagian dari masyarakat dan sesama umat manusia, menyikapi keragaman spiritual di sekitar kita dan bagaimana kita dapat mendukung satu sama lain dalam perjalanan rohani masing-masing.