Budaya sekolah sangat berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif. Budaya sekolah yang positif mempromosikan perkembangan akademik dan sosial-psikologis siswa, serta mendorong kerjasama dan kekompakan di antara semua anggota komunitas sekolah.
Namun, tidak semua unsur secara otomatis berkontribusi terhadap pembentukan budaya sekolah yang positif. Berikut adalah beberapa faktor yang TIDAK mempengaruhi budaya sekolah yang positif:
1. Dekorasi Ruang Kelas yang Mewah
Meskipun lingkungan kelas yang estetik dapat menarik perhatian siswa dan mendukung pembelajaran visual, namun dekorasi kelas yang mewah tidak selalu berarti adanya budaya sekolah yang positif. Budaya sekolah yang positif lebih dipengaruhi oleh bagaimana ruang kelas itu diatur untuk mendorong interaksi yang positif dan efektif di antara siswa, serta menghormati kebutuhan masing-masing siswa.
2. Penggunaan Teknologi yang Terlalu Intensif
Teknologi memang dapat mendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Namun, penggunaan teknologi yang terlalu intensif tidak mempengaruhi keberadaan budaya sekolah yang positif. Budaya sekolah yang baik justru mempromosikan penggunaan teknologi seimbang, di mana penggunaan teknologi ditumbuhkan sebagai sarana untuk melengkapi dan membantu proses belajar, bukan menggantikan interaksi manusia atau menjadi satu-satunya medium pembelajaran.
3. Fokus Hanya pada Prestasi Akademik
Prestasi akademik siswa memang penting, tapi tidak menjadi norma utama dalam menciptakan budaya sekolah yang positif. Budaya sekolah yang positif juga mempromosikan pengembangan sosial dan emosional siswa, bukan hanya fokus pada pencapaian akademik.
Satu-satunya fokus pada prestasi akademik dapat menimbulkan tekanan yang berlebihan pada siswa dan berpotensi mengabaikan aspek penting lainnya dari pengembangan siswa, seperti kesejahteraan emosi dan sosial, serta minat dan bakat lainnya.
Kesimpulan
Menciptakan budaya sekolah yang positif melibatkan banyak aspek, dari hubungan antara siswa dan guru, keterlibatan orang tua, hingga kebijakan dan praktik pengajaran dan pembelajaran yang mendukung. Faktor-faktor di atas tidak menjadi penentu utama pembentukan budaya sekolah yang positif dan perlu dihindari agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang budaya sekolah yang sehat dan positif.