Budaya

Majas yang Digunakan pada Penggalan Teks Hikayat “Pada Suatu Hari, Raja Hendak Pergi Jauh”

×

Majas yang Digunakan pada Penggalan Teks Hikayat “Pada Suatu Hari, Raja Hendak Pergi Jauh”

Sebarkan artikel ini

Majas atau gaya bahasa adalah salah satu elemen penting dalam penulisan sastra, termasuk hikayat. Majas memberikan kekayaan dan variasi pada bahasa sambil memperdalam dan membangun makna. Pada penggalan teks hikayat di atas, kita bisa menemukan penggunaan beberapa majas.

Pertama, teks dimulai dengan “Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh.” Kalimat ini mengandung majas personifikasi, dimana raja dipersonifikasikan atau diberi karakter manusia. Pada dasarnya, raja memang manusia, tetapi penulisan “hendak pergi jauh” mencerminkan kondisi emosional dan perjuangan batin raja, hal yang biasanya dikaitkan dengan karakteristik manusia.

Kedua, ketika raja berkata, “Aku hendak pergi jauh dan lama. Buah tangan apakah yang kalian inginkan?” kalimat ini mencerminkan majas antitesis. Pernyataan raja tentang kepergiannya yang “jauh dan lama” bertentangan dengan pertanyaan tentang apa yang diinginkan oleh putri-putrinya, menciptakan kontras yang dramatis.

Ketiga, saat putri-putri raja menjawab pertanyaan ayah mereka, kita bisa melihat penggunaan majas simbol. Putri Jambon meminta “perhiasan yang mahal”, sementara Putri Jingga memilih “kain sutra yang berkilau-kilau.” Permintaan mereka tidak hanya mewakili benda yang diinginkan, tetapi juga simbol dari nilai-nilai, aspirasi, dan karakter mereka.

Secara keseluruhan, majas yang digunakan dalam teks hikayat di atas memberikan kedalaman emosional dan nuansa, menciptakan lapisan makna yang lebih dalam dan membuat cerita menjadi lebih hidup dan berguna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *