Sosial

Makna Kata “Langut” dan “Kemelut” dalam Kutipan Cerpen Kali Ini, untuk Menggarap Batik Pesanan Lelaki Itu, Ia Memilih Saat Malam Buta di Sebuah Kamar Berhias Sarang Laba-Laba. Kamar Penyimpan Langut dan Kemelut.

×

Makna Kata “Langut” dan “Kemelut” dalam Kutipan Cerpen Kali Ini, untuk Menggarap Batik Pesanan Lelaki Itu, Ia Memilih Saat Malam Buta di Sebuah Kamar Berhias Sarang Laba-Laba. Kamar Penyimpan Langut dan Kemelut.

Sebarkan artikel ini

Dalam sastra dan cerpen, penggunaan kata dan simbolisme berperan penting dalam membantu pembaca memahami jalan cerita serta makna yang ingin disampaikan oleh penulis. Kutipan cerpen “Kali ini, untuk menggarap batik pesanan lelaki itu, ia memilih saat malam buta di sebuah kamar berhias sarang laba-laba. Kamar penyimpan langut dan kemelut” merupakan contoh bagus dari penggunaan kata dan simbolisme dalam cerpen.

Dalam kutipan tersebut, kata “langut” dan “kemelut” dipakai. “Langut” merupakan kosakata Jawa Kuno yang berarti abu atau debu, sedangkan “kemelut” adalah peristiwa yang amat berantakan atau seringkali berarti bencana. Dalam konteks cerpen ini, kedua kata ini digunakan untuk menyimbolkan berbagai elemen yang penting dalam cerpen tersebut.

Kamar Penyimpan Langut

Ketika dinyatakan bahwa kamar tersebut adalah “penyimpan langut”, ini melambangkan bahwa kamar tersebut telah dipenuhi dengan abu, debu, atau sesuatu yang telah lama ditinggalkan. Ini menunjukkan bahwa kamar tersebut mungkin telah dibiarkan terbengkalai selama lima tahun. Jadi, “langut” di sini mungkin melambangkan kesedihan, peninggalan masa lalu, atau kegagalan.

Kamar Penyimpan Kemelut

Selanjutnya, “kemelut” di sini mungkin melambangkan peristiwa berantakan, kacau, atau bencana dalam hidup sang penulis cerpen. Kamar tersebut disebut sebagai “penyimpan kemelut”, yang mungkin berarti bahwa ia memiliki sejumlah besar masalah atau dilema yang telah dikumpulkannya di kamar tersebut. Dengan kata lain, “kemelut” di sini bisa melambangkan konflik, masalah, atau kerumitan dalam hidup.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kata “langut” dan “kemelut” memberikan dimensi yang lebih dalam ke cerpen tersebut, membantu pembaca untuk melihat kamar tersebut bukan hanya sebagai tempat fisik, tetapi juga sebagai ruang spiritual atau emosional yang penuh dengan perasaan dan pengalaman masa lalu. Dengan penggunaan kata dan simbolisme ini, penulis telah berhasil mengekspresikan suasana atau perasaan yang mendalam dan rumit melalui deskripsi sederhana namun bermakna dari sebuah kamar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *