Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan unik dalam kesempurnaannya memiliki berbagai sifat dan karakter kejiwaan, salah satunya adalah sifat mudah putus asa. Sifat ini mengacu pada kecenderungan individu untuk merasa kehilangan harapan atau semangat ketika menghadapi kesulitan atau tantangan. Menariknya, sifat putus asa ini tidak hanya dibahas dalam psikologi manusia, tetapi juga diungkap dan dijelaskan dalam kitab suci umat Islam, Alquran.
“Dan manusia adalah lebih banyaknya berkeluh kesah ketimbang bersyukur” (Al-Isra: 83), inilah salah satu potret sifat manusia yang diungkapkan dalam Alquran. Dalam ayat lain, Alquran juga menjelaskan bahwa manusia cenderung cepat berputus asa dari rahmat Allah ketika menghadapi ujian dan cobaan.
Alquran dan Pandangannya tentang Sifat Putus Asa
Dalam Surah Al-Hijr (15:56), Ibrahim a.s. berbicara, “Siapakah yang berputus asa dari rahmat Tuhan-Nya melainkan orang-orang yang sesat?” Ayat ini menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah dianggap sebagai kesalahan besar dan perilaku yang merugikan. Ayat ini juga menggambarkan betapa pentingnya sikap positif dan berharap dalam hidup manusia, khususnya dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
Selain itu, dalam Surah Yusuf (12:87) disebutkan: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Dalam ayat ini, putus asa dikaitkan dengan kekufuran, menunjukkan seberapa seriusnya sifat ini dalam pandangan agama.
Menghadapi Sifat Putus Asa
Sebagai umat manusia, penting untuk memahami bahwa hidup akan selalu penuh dengan tantangan dan ujian. Namun, perlu diingat bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqarah: 286). Oleh karena itu, dalam menghadapi kesulitan, alih-alih berputus asa, sebaiknya kita bertahan dan tetap berharap pada rahmat dan pertolongan dari Allah.
Kesan dari Alquran adalah bahwa manusia, meski memiliki sifat mudah putus asa, harus selalu berjuang melawan rasa keputusasaan tersebut. Dengan iman, doa, dan tawakal kepada Allah, manusia bisa mengatasi rasa putus asa dan tetap berharap pada kebaikan dan rahmat Allah.
Dengan demikian, pandangan Alquran mengenai sifat mudah putus asa pada manusia bukanlah untuk membuat kita merasa putus asa dan terpuruk, melainkan sebagai peringatan bahwa kita harus selalu menjaga harapan dan kepercayaan kita terhadap rahmat dan pertolongan Allah, terlepas dari seberapa berat tantangan yang sedang kita hadapi.
Berharap, bersabar, dan tidak mudah berputus asa adalah sifat-sifat yang harus dijaga dan dikembangkan dalam diri setiap manusia. Oleh karena itu, mari kita renungkan makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran ini sebagai landasan bagi kita dalam menjalani hidup ini.
Hidup ini penuh dengan tantangan dan cobaaan, tetapi dengan mengembangkan sikap positif dan memahami makna sebenarnya dari ujian, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan sejahtera. Sebagai umat manusia, kita harus bekerja keras dan berusaha, dan pada saat yang sama, kita harus selalu berharap dan tawakal kepada Allah dalam segala keadaan.