Masa Demokrasi Terpimpin dalam sejarah Indonesia dipandang sebagai masa yang sarat dengan konfrontasi, di mana Presiden Soekarno menggunakan kekuasaannya dalam upaya untuk menyelesaikan misi revolusioner beliau. Pemikiran Soekarno ini tercermin dalam salah satu pidatonya yang nantinya menjadi Manifesto Politik Republik Indonesia.
Konteks Sejarah
Demokrasi Terpimpin adalah periode dalam sejarah Indonesia yang berlangsung antara tahun 1959 hingga 1966. Pada periode ini, Soekarno, presiden pertama Indonesia, memegang kekuasaan secara mutlak. Period ini berlangsung setelah era demokrasi parlementer dan diikuti oleh era Orde Baru.
Masa Demokrasi Terpimpin muncul sebagai respons atas apa yang Soekarno liar sebagai hasil yang kurang memuaskan dari pemerintahan demokratis parlementer. Dia merasa bahwa konflik yang konstan di parlemen telah mencegah pemerintah dari pencapaian tujuan bangsa.
Konfrontasi Soekarno
Soekarno mengedepankan konsep “demokrasi terpimpin,” yang menekankan pemimpin yang kuat dan stabil dan membatasi demokrasi liberal yang berlaku sebelumnya. Sebagai seorang pemimpin karismatik dengan visi revolusioner, Soekarno sering kali berkonfrontasi dengan lembaga politik di negara tersebut.
Pidatonya yang menjadi Manifesto Politik menekankan pandangannya bahwa revolusi Indonesia belum selesai. Menurutnya, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa tersebut dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Manifesto Politik Republik Indonesia
Pidato Soekarno yang berjudul “Merasa Tetap Melanjutkan Proses Revolusi Indonesia” yang dijadikan Manifesto Politik Republik Indonesia adalah salah satu pidato paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Dalam pidato tersebut, Soekarno menegaskan pandangannya bahwa perjalanan revolusi Indonesia belum selesai. Dia percaya bahwa tantangan baru selalu muncul dan bangsa harus terus berusaha untuk mengatasi tantangan tersebut dalam rangka mencapai tujuan mereka.
Akhir Kata
Masa Demokrasi Terpimpin adalah bagian penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meski dipenuhi dengan konfrontasi, masa ini memberikan wawasan tentang bagaimana visioner seperti Soekarno berusaha memandu Indonesia melalui masa yang sulit.
Perjalanan Revolusi Indonesia, menurut Soekarno, adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Jenis pemikiran ini masih relevan hingga sekarang, sebab perjuangan terus berlanjut dalam berbagai aspek kehidupan politik, sosial, dan ekonomi Indonesia.