Demokrasi terpimpin dikenal sebagai periode penting dalam sejarah politik Indonesia. Diresmikan oleh Presiden Sukarno, salah satu pendiri dan pemimpin charismatik negara, periode ini berlangsung antara 1957 hingga 1966. Masa demokrasi terpimpin bisa dipahami sebagai fase transisi yang mencerahkan, penuh konfrontasi dan perubahan politik.
Konteks Historis
Presiden Soekarno merasa bahwa perjalanan Revolusi Indonesia belumlah selesai bahkan setelah kemerdekaan Indonesia dicapai pada tahun 1945. Beliau melihat adanya tantangan dan pergulatan lanjutan yang harus dihadapi Indonesia untuk menetapkan identitas nasional yang kuat dan merdeka. Pandangan Soekarno tercermin dalam pidato-pidatonya dan penekanan pentingnya revolusi berkelanjutan di Indonesia, yang dikodifikasi dalam Manifesto Politik atau Manifes Politik (Manipol) di tahun 1959.
Manifes Politik dan Perjalanan Revolusi
Manipol dirancang sebagai blueprint atau peta jalan bagi perjalanan revolusi berkelanjutan Indonesia. Presiden Soekarno menekankan bahwa revolusi bukanlah proses sekali jadi, melainkan perjuangan berkelanjutan yang melibatkan perubahan serta perjuangan. Dalam pidatonya, Presiden Soekarno berulang kali menyerukan pentingnya melawan penjajahan dalam segala bentuk.
Masa demokrasi terpimpin ditandai dengan konfrontasi dalam berbagai bentuk. Hal ini terjadi baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Di kancah nasional, perubahan politik dan institusional terjadi dalam upaya untuk memenuhi tujuan Manifes Politik. Di tingkat internasional, Indonesia harus berhadapan dengan penjajahan dan pengaruh negara-negara Barat, serta menghadapi konfrontasi dengan Malaysia dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963-1966).
Interpretasi Sejarah
Melalui pidato dan Manifes Politiknya, Presiden Soekarno menekankan pentingnya revolusi yang berkelanjutan dalam menegakkan kedaulatan dan integritas nasional Indonesia. Masa demokrasi terpimpin, meskipun penuh konfrontasi dan tantangan, adalah bagian penting dari perjalanan revolusi Indonesia. Masyarakat dapat memahami periode ini sebagai manifestasi upaya Indonesia dalam mengkonsolidasikan identitas nasionalnya dan menjaga kedaulatan dari intervensi asing.
Menutup, bisa dikatakan bahwa demokrasi terpimpin dan perjalanan revolusi Indonesia adalah masa yang penuh dengan perjuangan dan konfrontasi. Pada saat yang sama, periode ini juga menandai usaha gigih dalam mempertahankan kedaulatan dan integritas Nasional yang tercermin dalam pidato Soekarno dan Manifes Politik.
Reference:
(1) M.C Ricklefs. A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan, 1993.