Budaya

Masalah Pada Masa Kini: Ditemui Begitu Banyak Lulusan Perguruan Tinggi yang Bisa Menjadi Guru Namun Ternyata Masih Menganggur, Disisi Lain, Banyak Juga Sekolah yang Kekurangan Murid Bahkan Ada Kepala Sekolah yang Menangis Karena Tidak Ada Siswa Baru yang Mendaftar di Sekolahnya.

×

Masalah Pada Masa Kini: Ditemui Begitu Banyak Lulusan Perguruan Tinggi yang Bisa Menjadi Guru Namun Ternyata Masih Menganggur, Disisi Lain, Banyak Juga Sekolah yang Kekurangan Murid Bahkan Ada Kepala Sekolah yang Menangis Karena Tidak Ada Siswa Baru yang Mendaftar di Sekolahnya.

Sebarkan artikel ini

Di tengah perkembangan zaman yang serba pesat ini, terdapat suatu paradoks yang cukup mengundang tanya dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, kita melihat banyak lulusan perguruan tinggi yang berpotensi menjadi guru profesional namun masih menganggur. Di sisi lain, banyak sekolah yang menderita kekurangan murid, sampai-sampai ada kepala sekolah yang harus meneteskan air mata karena tidak ada satupun siswa baru yang mendaftar di sekolahnya.

Masalah Pengangguran di Kalangan Lulusan Perguruan Tinggi

Meski telah menjalani pendidikan tinggi dan memperoleh gelar akademis, banyak lulusan perguruan tinggi yang masih terjebak dalam jerat pengangguran. Menurut data Badan Pusat Statistik, angka pengangguran terbuka di kalangan lulusan Diploma dan Sarjana mencapai 5.24% pada Agustus 2018.

Tidak sedikit dari lulusan-lulusan perguruan tinggi tersebut yang memiliki potensi untuk menjadi pendidik atau guru. Mereka mampu memberikan kontribusi penting dalam membangun generasi muda, namun sayangnya fasilitas dan kesempatan untuk itu tidak selalu ada.

Kekurangan Murid di Banyak Sekolah

Beralih ke sisi lain dari masalah, kita juga melihat banyak sekolah, terutama sekolah-sekolah di area pedesaan, yang mengalami kekurangan murid. Kondisi demografi yang berubah, urbanisasi, serta penutupan sekolah-sekolah kecil di pedesaan menjadi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini.

Bahkan, ada kasus-kasus di mana seorang kepala sekolah menangisi nasib sekolahnya yang tidak mendapatkan siswa baru. Kurangnya murid ini tentu saja berdampak signifikan pada kualitas pendidikan dan pembelajaran, juga pada kondisi finansial sekolah tersebut.

Solusi dan Harapan

Sejatinya, dua masalah yang tampak berbeda ini memiliki titik temu yang sama: kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas dan merata. Solusi yang paling tepat adalah menciptakan bridge yang bisa menghubungkan lulusan perguruan tinggi yang potensial menjadi guru dengan sekolah-sekolah yang membutuhkan murid dan tenaga pengajar.

Memotivasi dan memberikan insentif bagi lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di daerah-daerah dengan kekurangan guru dapat menjadi salah satu jalan keluar. Di sisi lain, pemerintah juga perlu menciptakan kebijakan yang menjaga keseimbangan jumlah murid antara sekolah-sekolah di perkotaan dan di pedesaan.

Jadi, jawabannya apa? Solusi terbaik adalah memuja pertemuan antara lulusan perguruan tinggi yang berpotensi menjadi guru dengan sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar dan murid, serta mengoptimalkan peran pemerintah dalam menyikapi dan menangani masalah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *