Masyarakat Arab pada masa Jahiliyah atau periode kenabian, adalah kelompok sosial yang memiliki kekhasan budaya dan peradaban tersendiri. Buah hasil dari lingkungan alam yang keras, iklim yang ekstrem dan tradisi tribal yang kuat, menciptakan karakteristik khusus pada masyarakat ini, yang cenderung keras, kasar dan brutal. Masyarakat ini kerap kali dikenal dengan perilaku peperangan, balas dendam, dan eksploitasi harta benda serta kekerasan terhadap kaum lemah seperti perempuan dan anak-anak.
Masyarakat Arab Jahiliyah berada di bawah struktur masyarakat klan dan suku yang sangat kuat. Tujuan utama mereka adalah melindungi dan meningkatkan reputasi dan kehormatan klan mereka, seringkali melalui tindakan kekerasan. Oleh karenanya, mereka sering terlibat dalam pertempuran klan dan suku, yang kerap kali dipicu oleh masalah sepele, tetapi bisa berubah menjadi konflik yang berdarah dan panjang. Pertempuran Bedar dan Uhud adalah contoh nyata dari hal ini.
Tidak hanya kekerasan, tetapi juga eksploitasi dan penindasan menjadi ciri khas masyarakat Arab pada masa Jahiliyah. Kontrol ekonomi dan sumber daya oleh segelintir orang atau suku dominan juga menciptakan jurang yang besar antara kaya dan miskin. Untuk mencapai kekayaan dan kekuasaan, mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, termasuk perang dagang dan manipulasi pasar.
Perkembangan Islam nantinya memberikan perubahan signifikan pada masyarakat ini. Islam menawarkan tatanan baru yang menekankan pada keadilan, persamaan, dan kedamaian. Sifat keras dan brutal masyarakat Arab Jahiliyah semakin terkikis dan tergantikan oleh nilai-nilai Islam yang penuh kasih, keadilan dan kemanusiaan.
Dalam penutup, masyarakat Arab Jahiliyah mendapatkan reputasi mereka sebagai masyarakat yang keras dan sering berperang karena lingkungan alam, kondisi iklim, struktur social dan politik pada saat itu. Namun, perubahan besar yang dibawa oleh Islam secara bertahap mengubah pandangan dan perilaku mereka menuju nilai-nilai yang lebih universal dan humanis.