Budaya

Masyarakat Nusa Tenggara Timur Selalu Mengandalkan Air Hujan Dalam Mengolah Lahan Pertaniannya. Hal Ini Merupakan Salah Satu Contoh Dari Faham Geografi, Yaitu…

×

Masyarakat Nusa Tenggara Timur Selalu Mengandalkan Air Hujan Dalam Mengolah Lahan Pertaniannya. Hal Ini Merupakan Salah Satu Contoh Dari Faham Geografi, Yaitu…

Sebarkan artikel ini

Masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah daerah kepulauan paling timur di Indonesia, memiliki ketergantungan tinggi terhadap alam dalam mengolah lahan pertanian mereka. Salah satu praktek yang sangat penting dan khas adalah pengandalan mereka terhadap air hujan, mengingat daerah ini banyak mengalami periode kemarau panjang.

Mengandalkan air hujan untuk mengolah lahan pertanian mungkin terdengar seperti strategi bertahan dalam kondisi yang minim, tetapi sebenarnya ini lebih dari sekedar tindakan survival. Hal ini merupakan konsep utama dalam salah satu faham geografi, yaitu determinisme geografis.

Determinisme Geografis

Determinisme geografis adalah suatu pemikiran atau teori yang menyatakan bahwa lingkungan fisik, dengan pengaruh yang dominan dan langsung, membentuk perilaku manusia dan kebudayaan. Menurut faham ini, sistem hidrologis, kontur tanah, iklim, dan sumber daya alam lainnya merupakan faktor penentu utama dalam menentukan budaya suatu masyarakat, termasuk masyarakat di NTT.

Implementasi Determinisme Geografis di NTT

Di NTT, determinisme geografis tercermin dalam cara masyarakat mengandalkan air hujan untuk mengolah lahan pertanian mereka. Iklim di daerah ini ditandai oleh musim hujan yang singkat dan musim kemarau yang panjang. Dalam kondisi tersebut, kemampuan memanfaatkan air hujan menjadi kunci keberlanjutan pertanian.

Penduduk setempat telah mengadaptasi praktik-praktik pertanian mereka agar sesuai dengan kondisi inn. Misalnya, mereka menanam tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan mampu bertahan di musim kemarau. Selain itu, mereka juga telah mengembangkan metode pengelolaan air seperti membuat bak penampung air hujan atau sistem irigasi sederhana yang mengalihkan air hujan ke lahan pertanian mereka.

Hal ini bukan hanya memperlihatkan bagaimana lingkungan fisik mempengaruhi perilaku dan kebudayaan masyarakat, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu beradaptasi dan bertahan hidup dalam kondisi yang keras.

Jadi, jawabannya apa? Masyarakat di Nusa Tenggara Timur yang selalu mengandalkan air hujan dalam mengolah lahan pertanian mereka adalah contoh hidup dari faham geografi, yaitu determinisme geografis, yang meyakini bahwa lingkungan fisik membentuk perilaku manusia dan kebudayaannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *