Sosial

Membicarakan Iman kepada Qada dan Qadar Termasuk dalam Masalah

×

Membicarakan Iman kepada Qada dan Qadar Termasuk dalam Masalah

Sebarkan artikel ini

Pada dasarnya, iman adalah kepercayaan mendalam kepada sesuatu yang tidak tampak oleh mata. Dalam konteks agama Islam, iman merupakan hal esensial yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Salah satu pilar dari enam rukun iman adalah percaya kepada qada dan qadar, yang merujuk kepada keyakinan bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini telah ditentukan oleh Allah SWT. Namun, bagaimanakah jika iman kepada qada dan qadar ini membawa kita pada masalah?

Muslimin di seluruh dunia percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditentukan oleh Allah SWT dan kepercayaan ini sering kali mendatangkan ketenangan dan kepasrahan dalam menerima kondisi hidup. Tetapi, jika ditinjau lebih jauh, tentu keyakinan ini bukan berarti bahwa manusia bisa berdiam diri dan tidak berusaha. Takdir memang sudah ditentukan oleh Allah SWT, namun manusia tetap diperintahkan untuk berjuang dan berikhtiar karena hasil dari usaha tersebut juga merupakan bagian dari takdir.

Masalah muncul ketika individu tersebut memposisikan iman kepada qada dan qadar sebagai penghapus tanggung jawab dan alasan untuk pasrah tanpa berusaha. Misalnya, seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan menolak untuk mencari pekerjaan dengan alasan bahwa jika Allah menghendaki, ia akan mendapatkan pekerjaan tanpa perlu dia mencari. Ini merupakan pemahaman yang salah. Allah SWT memang Yang Maha Menentukan, namun manusia juga dituntut untuk melakukan usaha.

Perilaku pasrah tanpa berusaha bisa membawa individu tersebut ke dalam masalah yang lebih kompleks. Misalnya, dia tidak memiliki penghasilan untuk hidup dan menjadi beban bagi orang lain. Ini bukan hanya membahayakan individu itu sendiri, tetapi juga merugikan orang lain yang terpaksa menanggung beban yang seharusnya bisa ditanggung sendiri oleh individu tersebut.

Berbicara mengenai iman kepada qada dan qadar dalam konteks masalah ini, sangat perlu adanya pemahaman yang tepat. Memang, semua sudah ditentukan oleh Allah SWT, namun itu tidak berarti kita tidak perlu berusaha. Keduanya harus berjalan bersamaan, yaitu berikhtiar dan tawakal.

Iman kepada qada dan qadar tidak seharusnya membuat kita menjadi individu yang pasrah dan lemah, tetapi sebaliknya, harus memacu kita untuk terus berusaha dan berdoa, karena pada akhirnya, hasil usaha kita adalah bagian dari takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Dengan pemahaman yang benar, beriman kepada qada dan qadar sejatinya bukanlah sebuah masalah, melainkan sebagai penguat dan motivator dalam menjalani kehidupan ini.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah bahwa beriman kepada qada dan qadar bukan berarti kita tidak perlu berusaha. Justru sebaliknya, kita harus berusaha sebaik mungkin sambil tawakal bahwa apa pun hasilnya adalah yang terbaik dari Allah SWT. Ketika iman kita kepada qada dan qadar dikombinasikan dengan sikap proaktif, maka bukan masalah yang akan hadir, melainkan solusi dan berkah dari setiap usaha yang kita lakukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *