Budaya

Meneladani Asmaul Husna Al-Muqaddim Dapat Dilakukan dengan Mendahulukan Kewajiban Daripada

×

Meneladani Asmaul Husna Al-Muqaddim Dapat Dilakukan dengan Mendahulukan Kewajiban Daripada

Sebarkan artikel ini

Asmaul Husna adalah 99 nama Allah SWT yang indah dan baik. Dalam asmaul husna, salah satu nama yang terdapat adalah Al-Muqaddim, yang berarti Sang Pengatur Keberadaan. Sebagai seorang muslim, seharusnya kita dapat mencontoh dan mendalami makna dari setiap nama asmaul husna ini, termasuk Al-Muqaddim. Arti dari Al-Muqaddim sendiri adalah “Yang Mendahulukan”. Maka dari itu, bagaimana kita dapat meneladani Asmaul Husna Al-Muqaddim dalam hidup kita sehari-hari?

Kewajiban vs Kesenangan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering ditempatkan dalam situasi di mana kita harus memilih antara mengerjakan sesuatu yang menjadi kewajiban atau melakukan hal yang memberikan kita kesenangan atau kebahagiaan. Membaca makna Al-Muqaddim, sebagai “Yang Mendahulukan”, bisa memberikan kita gambaran tentang bagaimana membuat keputusan dalam situasi ini.

Ketika berada dalam situasi tersebut, kita dapat menerapkan sifat Al-Muqaddim dengan mendahulukan hal-hal yang menjadi kewajiban kita. Sebagai contoh, kita mungkin memiliki tugas atau pekerjaan yang perlu diselesaikan, tetapi di saat yang sama, kita juga ingin melakukan hal-hal yang kita nikmati atau hobi kita. Dalam hal ini, kita harus mendahulukan kewajiban kita untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang telah dibebankan kepada kita.

Memahami Prioritas

Meneladani Al-Muqaddim tidak hanya sebatas pada pengertian mendahulukan kewajiban, tetapi juga menuntut kita untuk memahami apa yang menjadi prioritas. Sebagai contoh, dalam konteks keluarga, kewajiban kita mungkin adalah mengurus dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan ini harus menjadi prioritas kita. Sementara itu, bermain game atau menonton film bisa ditunda sampai kewajiban keluarga telah dipenuhi.

Kesimpulan

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa ujung-ujungnya adalah kewajiban yang harus diprioritaskan daripada keinginan dan kesenangan pribadi. Setiap individu harus memiliki sikap tanggung jawab terhadap segala kewajiban yang ada. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kita telah meneladani Asmaul Husna Al-Muqaddim dengan baik.

Maka, dapat kita ambil hikmah bahwa mendahulukan kewajiban memang baik dan seharusnya menjadi gaya hidup seorang Muslim. Ini adalah cara kita meneladani Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari, mendahulukan yang lebih utama sesuai dengan makna nama Al-Muqaddim itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *