Ilmu

Mengapa Dalam Kitab Sarasamuscaya Disebutkan Bahwa Berbahagialah Menjelma Menjadi Manusia?

×

Mengapa Dalam Kitab Sarasamuscaya Disebutkan Bahwa Berbahagialah Menjelma Menjadi Manusia?

Sebarkan artikel ini

Anda pernah bertanya, mengapa dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan bahwa berbahagialah menjelma menjadi manusia? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu membicarakan kepercayaan dan filsafat yang terkandung dalam kitab Sarasamuscaya, karya literatur klasik Jawa yang penting.

Kitab Sarasamuscaya, yang berasal dari era Mojopahit dan ditulis oleh Mpu Tanakung, menyajikan berbagai ajaran moral dan etika yang dapat memandu perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu pesan utamanya adalah bahwa menjelma sebagai manusia adalah sesuatu yang seharusnya dihargai dan disyukuri, suatu hal yang memberi alasan bahwa ‘berbahagialah menjelma menjadi manusia’. Selanjutnya, mari kita jelaskan lebih lanjut.

Kehidupan Manusia sebagai Kesempatan

Menurut filosofi yang disampaikan dalam Sarasamuscaya, hidup sebagai manusia adalah kesempatan yang besar – kesempatan untuk bertumbuh, belajar, dan mencapai kesempurnaan spiritual. Bukan hanya itu, sebagai manusia, kita dianugerahi kemampuan untuk memilih dan memahami konsekuensi tindakan kita, serta kemampuan berpikir dan merasakan yang tidak dimiliki oleh bentuk kehidupan lainnya di alam semesta ini.

Kepercayaan Reinkarnasi

Ajaran dalam Sarasamuscaya juga menyiratkan kepercayaan akan reinkarnasi atau siklus kelahiran kembali, suatu konsep yang umum dalam banyak tradisi spiritual dan filsafat Timur. Menurut pandangan ini, menjadi manusia dapat dipandang sebagai tingkatan superior dalam siklus reinkarnasi, di mana makhluk memiliki kesempatan untuk memperbaiki karma dan mencapai penyadaran spiritual.

Kesempatan Untuk Mencapai Moksha

Dalam konteks ini, menjadi manusia seharusnya membuat kita bahagia karena memberikan peluang untuk mencapai moksha atau pembebasan. Menurut ajaran Sarasamuscaya, hanya manusia yang memiliki kesempatan untuk mencapai tujuan spiritual tertinggi ini melalui penerapan ajaran moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai manusia, kita memiliki kesempatan unik untuk melakukan perjalanan spiritual ini. Ini adalah cara hidup yang memadukan aspek fisik, emosional, mental, dan spiritual kita, dan memungkinkan kita untuk menemukan makna dan tujuan yang lebih dalam dalam hidup. Dan itulah alasan kitab Sarasamuscaya berpesan ‘berbahagialah menjelma menjadi manusia’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *