Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto telah sering kali dipandang sebagai masa keemasan dalam sejarah Indonesia. Pada periode tersebut, Indonesia mengalami kemajuan signifikan di berbagai sektor, mulai dari perekonomian, infrastruktur, hingga pendidikan. Namun, di balik kejayaan itu, ternyata ada berbagai masalah yang tidak dapat diabaikan, hingga akhirnya mampu ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa. Pertanyaannya adalah, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Gerakan mahasiswa 1998 adalah salah satu kejadian yang paling menentukan dalam sejarah modern Indonesia. Protes anti-Orde Baru ini dipicu oleh berbagai faktor. Tiga faktor utama yang membuat gerakan ini mampu meruntuhkan Orde Baru adalah sebagai berikut:
- Akar Ketidakpuasan yang Mendalam: Walaupun Orde Baru menghasilkan kemajuan ekonomi yang signifikan, pemerintahannya ditandai dengan korupsi yang merajalela, penekanan terhadap hak-hak demokrasi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Ketidakpuasan ini kemudian menjadi energi penting yang mendorong mahasiswa dan rakyat pada umumnya untuk melakukan aksi protes.
- Krisis Ekonomi Asia 1997 – 1998: Krisis ini berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia, yang sebelumnya sedang berkembang pesat. Hal ini berdampak pada peningkatan pengangguran dan kemiskinan, yang kemudian membawa ketidakpuasan rakyat kepada puncaknya.
- Peran penting mahasiswa: Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara sering kali menjadi pelopor perubahan. Demikian pula halnya di Indonesia. Mahasiswa memainkan peran penting dalam mengecam tindakan pemerintah dan berjuang untuk reformasi.
Maka, peran gerakan mahasiswa pada tahun 1998 dalam menumbangkan Orde Baru dapat ditinjau dalam konteks ketidakpuasan dan frustrasi yang mendalam akan penekanan politik dan korupsi, yang diperparah oleh krisis ekonomi. Mahasiswa menjadi agen perubahan yang mampu memobilisasi dukungan publik dan akhirnya mendorong berakhirnya Orde Baru.
Sebagai penutup, gerakan mahasiswa 1998 adalah bukti bagaimana suatu kekuatan dapat menjatuhkan rezim pemerintahan yang berkuasa. Bukan hanya karena kemarahan atau frustrasi semata, melainkan juga karena mereka yang bergerak memiliki visi untuk menciptakan suatu masa depan yang lebih demokratis dan adil bagi Indonesia. Gerakan ini mengingatkan kita semua bahwa kekuatan berasal dari rakyat, dan pada akhirnya, mereka lah yang memiliki hak untuk menentukan masa depan negeri ini.