Agama Islam, yang dikenal karena ajaran moral dan etis yang kuatnya, menganjurkan perilaku baik dan budi pekerti luhur. Secara khusus, perilaku suka memberi menjadi dasar penting dalam ajaran agama ini. Tapi mengapa demikian? Apa rationale yang mendasari penekanan tertinggi dalam perilaku memberi dan berbagi ini dalam agama Islam?
Prioritas Pada Kebajikan
Sejatinya, agama apapun memiliki kecenderungan untuk menganjurkan perilaku suka memberi. Akan tetapi, Islam memberikan penekanan yang sangat kuat pada aspek ini. Salah satu alasan pentingnya suka memberi dalam Islam adalah konsep ‘Sadaqah’ atau sedekah.
Dalam Islam, sadaqah adalah aktifitas memberi tanpa mengharapkan balasan apa pun. Ini melampaui sekedar memberikan uang atau barang; ini mencakup setiap tindakan baik yang dilakukan untuk membantu orang lain. Memberi sadaqah dianggap sebagai tanda iman yang kuat dan merupakan bagian integral dari identitas seorang Muslim.
Konsep sadaqah meyakinkan bahwa setiap Muslim memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu mereka yang kurang mampu atau membutuhkan bantuan. Ini ditujukan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Konsistensi Dalam Kebaikan
Salah satu alasan mengapa perilaku suka memberi sangat dianjurkan dalam Islam adalah karena perilaku ini mengajarkan seorang individu tentang pentingnya konsistensi dalam melakukan kebaikan. Tuhan menghargai setiap kebaikan yang kita lakukan, tidak peduli sebesar apa pun itu.
Selain itu, Islam menjanjikan balasan yang besar bagi mereka yang suka berbagi dan memberi, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penghargaan ini bukan hanya dalam bentuk material, tetapi lebih kepada kepuasan spiritual dan kebahagiaan yang dirasakan.
Mengajarkan Empati dan Kerendahan Hati
Menjadi suka memberi, dalam segala bentuknya, memungkinkan seorang Muslim untuk lebih empati dan rendah hati. Empati karena melihat kebutuhan orang lain dan merasakan keinginan untuk membantu, dan kerendahan hati dengan menyadari bahwa apa yang mereka punya adalah berkah dari Tuhan, dan itu ada untuk dibagikan. Dalam agama Islam, belajar menjadi pemberi, dan bukan penerima, adalah pelajaran yang sangat berharga.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Dari hadith tersebut, kita dapat memahami bahwa dalam tradisi Islam, menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama adalah ajaran yang sangat dianjurkan.
Kesimpulan
Perilaku suka memberi dalam Islam membentuk pondasi etika dan moral dalam agama ini. Aktivitas memberi mencakup berbagai bentuk, dari sedekah, imbalan, hingga sukarela tanpa mengharapkan balasan. Ini bukan hanya tentang memberi dalam arti material, tetapi juga memberikan tenaga, pikiran, dan perhatian.
Memberi dalam Islam tidak hanya merupakan ajakan, tetapi juga merupakan bagian penting dalam menjalankan ibadah. Perilaku ini tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga membantu individu dalam pertumbuhan spiritual, melatih empati dan kerendahan hati.
Sebagai umat Islam, kita harus selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. Semakin sering kita memberi, semakin kita paham bahwa hidup ini bukan sekedar tentang memiliki, melainkan juga tentang berbagi dengan orang lain.
Jadi, jawabannya apa? Bukan hanya tentang bagaimana memberi menguntungkan kita atau orang lain, tetapi juga tentang bagaimana perilaku ini membentuk nilai-nilai inti agama Islam itu sendiri. Memberi mencerminkan wajah Islam yang penuh belas kasih, murah hati dan peduli terhadap sesama. Perilaku ini sejatinya adalah simbol tanda kasih Tuhan yang universal dan tak berbatas.