Sosial

Mengapa Pertempuran di Bandung Dikenal dengan Nama Pertempuran Bandung Lautan Api?

×

Mengapa Pertempuran di Bandung Dikenal dengan Nama Pertempuran Bandung Lautan Api?

Sebarkan artikel ini

Pertempuran Bandung Lautan Api menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada akhir bulan Maret 1946 di Kota Bandung, Jawa Barat. Namun, mengapa disebut Bandung Lautan Api? Pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui penghujaman narasi sejarah berikut.

Waktu itu, belanda melakukan agresi militer yang bertujuan untuk menguasai kembali Indonesia tepatnya di kota Bandung. Tentara Republik Indonesia (TRI) pada saat itu tidak memiliki kekuatan yang sebanding dengan militer Belanda. TRI bertekad tidak akan menyerahkan Bandung kepada Belanda begitu saja, sehingga ia melancarkan strategi “bumi hangus”.

Strategi bumi hangus merupakan taktik perang dimana pihak yang kalah akan menghancurkan segala sesuatu yang bisa digunakan oleh musuh yang menang. Dengan strategi ini, pihak yang menang tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali puing-puing dan abu.

Pada tanggal 24 Maret 1946, Presiden Soekarno merilis Perintah Presiden No. 3 Tahun 1946 yang isinya memerintahkan kepada TRI dan penduduk Bandung untuk melaksanakan strategi bumi hangus. Mulai dari rumah, gedung pemerintahan, fasilitas umum, hingga benda-benda berharga lainnya dibakar dan dihancurkan sehingga tidak bisa digunakan oleh Belanda. Akibat dari strategi ini, Bandung menjadi seperti lautan api.

Strategi tersebut berhasil membuat Belanda merasa frustrasi dan menandakan semangat juang bangsa Indonesia yang tak kenal menyerah. Walaupun secara militer Belanda berhasil menguasai Bandung, namun mereka tidak mendapatkan apa-apa dari Bandung selain abu dan puing-puing.

Itulah mengapa pertempuran di Bandung dikenal dengan nama Pertempuran Bandung Lautan Api. Nama ini tidak hanya menggambarkan kondisi fisik kota Bandung pasca pertempuran, tetapi juga simbol perlawanan dan determinasi bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Meski harus merelakan kota mereka hancur, mereka tidak pernah menyerah dalam perjuangan untuk kemerdekaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *