Pohon jati adalah salah satu spesies pohon yang bisa kita temui di berbagai wilayah di Indonesia. Pohon ini terkenal dengan kegunaannya yang beragam, mulai dari industri perkayuan hingga perhiasan. Namun, salah satu perilaku unik yang dimiliki pohon jati yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang adalah kemampuannya untuk menggugurkan daun-daunnya ketika musim kemarau tiba. Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan di balik fenomena mencengangkan ini.
Pohon jati, seperti sebagian besar spesies pohon lainnya, memiliki siklus hidup mereka sendiri. Salah satu fase dalam siklus tersebut adalah periode ketika mereka menggugurkan daun-daun mereka. Fenomena yang juga disebut dengan defoliasi, ini umumnya terjadi pada saat musim kemarau. Alasan utama pohon jati menggugurkan daunnya adalah untuk mengurangi laju penguapan air dari permukaan daun.
Tetapi mengapa pohon jati perlu mengurangi penguapan? Ini berhubungan dengan mekanisme yang disebut transpirasi. Transpirasi adalah proses dimana air dipindahkan dari akar pohon menuju daun, yang kemudian diuapkan ke atmosfer. Walaupun proses ini penting bagi tumbuhan, hal ini juga bisa menjadi masalah ketika ketersediaan air terbatas, seperti pada saat musim kemarau.
Saat musim kemarau, air menjadi begitu langka sehingga menjadi sangat vital bagi pohon jati untuk menghemat sebanyak mungkin air. Dengan jatuhnya daun, luas permukaan yang dapat menguapkan air menjadi berkurang. Ini berarti bahwa pohon dapat mempertahankan lebih banyak air di dalam tubuhnya, yang nantinya dapat digunakan untuk bertahan hidup selama periode tanpa hujan.
Secara keseluruhan, proses menggugurkan daun oleh pohon jati adalah strategi adaptasi yang mengagumkan. Ini menunjukkan betapa alam telah membekali spesies ini dengan kemampuan untuk bertahan dalam kondisi ekstrem. Meski bisa terlihat sedikit extreme dan tidak biasa, perilaku ini adalah bukti keuletan pohon jati dalam mempertahankan hidupnya dalam kondisi yang kurang ideal. Jadi, saat kita melihat pohon jati yang sedang menggugurkan daun-daunnya, kita sebenarnya sedang menyaksikan keajaiban alam yang tak terhingga.
