Di era keterbukaan ini, setiap orang rasanya tidak perlu takut lagi untuk mengemukakan atau mengekspresikan pendapat. Kebebasan berekspresi ini, bahkan telah dijamin oleh negara secara konstitusional. Sayangnya, banyak orang masih merasa takut mengemukakan keinginan atau pendapatnya secara terbuka, termasuk siswa di sekolah yang masih remaja. Perasaan malu dan takut ini menghambat proses belajar mengajar yang interaktif, menyebabkan siswa cenderung diam daripada membuka perdebatan atau dialog dengan guru maupun dengan sesama siswa. Kondisi semacam ini tentu saja sangat tidak kondusif bagi upaya pembelajaran yang bersifat dialogis dan interaktif. Oleh sebab itu, kemampuan asertif perlu ditanamkan dalam diri siswa sedini mungkin.
Mengapa Siswa Merasa Malu dan Takut Mengekspresikan Pendapat?
Ada beberapa alasan mengapa siswa merasa malu dan takut untuk mengekspresikan pendapat dan keinginan mereka secara terbuka, di antaranya:
- Kurangnya kepercayaan diri: Siswa yang tidak percaya diri cenderung merasa tidak layak untuk mengemukakan pendapatnya karena takut dianggap salah atau bodoh oleh orang lain.
- Ketakutan akan penolakan: Siswa mungkin takut pendapatnya tidak diterima oleh guru atau teman-temannya, sehingga mereka enggan menyampaikan pendapatnya.
- Pendidikan yang otoriter: Beberapa siswa mungkin dibesarkan dengan metode pendidikan yang otoriter, di mana mereka diajarkan untuk selalu mengikuti perintah orang tua atau guru tanpa berani mengekspresikan pendapat mereka.
Pentingnya Kemampuan Asertif bagi Siswa
Kemampuan asertif sangat penting untuk ditanamkan dalam diri siswa sedini mungkin, karena:
- Mendorong komunikasi yang efektif: Kemampuan asertif akan membantu siswa untuk menyampaikan pendapat dan keinginan mereka secara jelas dan efektif, sehingga menghasilkan komunikasi yang lebih baik dengan orang lain.
- Menghargai hak individu: Siswa yang memiliki kemampuan asertif akan lebih menghargai hak-hak individu dan lebih menghormati pendapat orang lain, sehingga mampu menghindari konflik dan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
- Mengembangkan rasa percaya diri: Ketika siswa mampu mengekspresikan pendapatnya secara asertif, mereka akan merasa lebih percaya diri dan dihargai oleh orang lain. Hal ini akan berdampak positif pada proses belajar mengajar.
Bagaimana Menanamkan Kemampuan Asertif pada Siswa?
Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan kemampuan asertif pada siswa:
- Pendidikan yang demokratis: Ciptakan suasana belajar yang demokratis, di mana siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan pendapat dan keinginan mereka tanpa takut dihakimi.
- Pelatihan komunikasi interpersonal: Ajarkan siswa tentang komunikasi interpersonal yang efektif, meliputi cara menyampaikan pendapat secara jelas dan asertif, serta menghargai pendapat orang lain.
- Pemberian dukungan dan motivasi: Berikan dukungan dan motivasi kepada siswa untuk mengekspresikan pendapat mereka, serta apresiasi ketika mereka berhasil mengungkapkan ide-ide yang konstruktif.
Dengan menerapkan metode-metode tersebut, diharapkan siswa dapat mengatasi rasa malu dan takut dalam mengekspresikan pendapat serta keinginan mereka. Selanjutnya, proses belajar mengajar yang dialogis dan interaktif akan lebih mudah dicapai dan menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif di era keterbukaan ini.