Agama Islam telah tumbuh dan berkembang pesat di kawasan Nusantara sejak abad ke-13 hingga saat ini. Salah satu faktor yang menjadi kunci sukses penyebaran ajaran Islam di Nusantara adalah karena Islam sangat menghormati budaya setempat dan bahkan menjadikannya sebagai sumber hukum.
Menghormati Budaya Setempat
Pada awal kedatangannya di Nusantara, para penyebar Islam, seperti Wali Songo dan pedagang-pedagang muslim, selalu menghormati dan menghargai budaya serta kepercayaan yang telah ada sebelumnya. Mereka tidak menolak atau menghancurkan budaya tersebut, melainkan mencoba untuk mencari titik temu dan melakukan proses akulturasi budaya. Hal ini memudahkan proses dialog dan interaksi dengan masyarakat setempat, yang pada akhirnya membawa mereka lebih dekat dengan ajaran Islam.
Bahkan, dalam beberapa kasus, para ulama dan penyebar agama Islam di Nusantara mengemas pesan ajaran Islam dalam bentuk seni dan sastra yang sudah akrab dengan masyarakat lokal. Seperti pada penggunaan wayang kulit, seni pertunjukan tradisional Jawa yang digunakan untuk menyampaikan cerita-cerita Islami.
Budaya Setempat sebagai Sumber Hukum
Dalam penyebaran ajarannya, Islam juga mengakui adanya peran budaya setempat sebagai sumber hukum. Melalui prinsip istihsan dan ‘urf, Islam memberikan haluan bagi penerapan hukum Islam dengan mengakomodasi adat dan budaya lokal. Istihsan adalah prinsip dalam fiqh yang memungkinkan penghukuman dengan pertimbangan keadilan dan kemaslahatan yang lebih tinggi, sementara ‘urf adalah kebiasaan dan adat istiadat yang umum berlaku dalam masyarakat.
Bahkan, dalam proses penetapan hukum, para ulama mengakui bahwa beberapa hukum tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial, budaya, dan tradisi lokal. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk mencari solusi yang sesuai dengan kehidupan masyarakat setempat tanpa mengurangi nilai-nilai dalam ajaran Islam.
Penutup
Dengan menghormati dan menyesuaikan diri dengan budaya setempat, Islam berhasil tumbuh dan berkembang di Nusantara dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara seperti Indonesia. Keberhasilan ini merupakan bukti bahwa pendekatan yang mengakomodasi keberagaman budaya sangat penting untuk kelancaran proses penyebaran ajaran agama.
Jadi, jawabannya apa? Menurut sejarah, keberhasilan agama Islam dalam menyebarkan ajarannya di Nusantara antara lain disebabkan oleh penghormatan dan akomodasi terhadap budaya setempat. Budaya setempat tidak hanya dihormati, tetapi bahkan dijadikan sumber hukum dalam penerapan ajaran Islam, sehingga Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat Nusantara.