Teori interaksi simbolik berangkat dari gagasan bahwa kehidupan sosial manusia dipengaruhi oleh pertukaran simbol dan interaksi. Teori ini membahas bagaimana individu menciptakan, mempertahankan, dan mengubah realitas sosial melalui interaksi simbolik. Dalam konteks masalah sosial, teori interaksi simbolik mencoba menjelaskan bahwa masalah ini muncul karena adanya ketidaksesuaian dalam pemahaman dan penafsiran simbol-simbol dalam masyarakat.
Di masyarakat, unsur-unsur seperti bahasa, tindakan, dan interaksi diartikan sebagai simbol. Setiap individu memiliki tafsirannya sendiri atas simbol-simbol ini, dan ada kalanya penafsiran tersebut bertabrakan satu sama lain. Misalkan, satu kelompok masyarakat mungkin melihat suatu tindakan sebagai penerimaan sosial, sementara kelompok lain mungkin melihatnya sebagai penolakan. Inilah yang menjadi salah satu sumber konflik dan masalah sosial.
Sebagai contoh, persoalan rasisme muncul karena adanya penafsiran yang berbeda terhadap simbol-simbol rasial oleh kelompok masyarakat yang berbeda. Salah satu kelompok mungkin saja merasa diuntungkan oleh simbol-simbol tersebut, sementara kelompok lainnya malah merasa dirugikan dan didiskriminasi. Selama penafsiran ini masih berbeda, konflik dan masalah sosial seperti rasisme akan terus ada.
Menurut teori interaksi simbolik, solusi untuk mengatasi masalah sosial bukanlah dengan memaksakan pemahaman atau tafsiran sendiri terhadap simbol-simbol tersebut kepada kelompok lain. Sebaliknya, diperlukan dialog dan diskusi untuk mencari pemahaman bersama. Dengan adanya pemahaman bersama, diharapkan timbul kesepakatan dan keharmonisan dalam masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah sosial.
Selain itu, proses edukasi serta penyebaran informasi yang benar dan tidak bias juga merupakan elemen penting dalam menangani masalah sosial dari sudut pandang teori interaksi simbolik. Dengan demikian, penafsiran simbol oleh masyarakat dapat menjadi lebih beragam, namun sekaligus juga lebih dapat dipahami dan diterima oleh semua pihak.
Menurut teori interaksi simbolik masalah sosial terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dan pemahaman terhadap simbol-simbol dalam masyarakat, yang dapat memicu konflik dan ketidakharmonisan. Oleh karena itu, solusinya adalah melalui dialog, diskusi, dan edukasi untuk mencapai pemahaman bersama.
Jadi, jawabannya apa? Masalah sosial, menurut teori interaksi simbolik, terjadi karena perbedaan penafsiran terhadap simbol-simbol dalam masyarakat. Untuk mencari solusi, diperlukan dialog dan diskusi serta edukasi guna mencapai pemahaman bersama.