Ilmu

Metode Tafsir yang Menyandarkan pada Alquran, Hadis, dan Ijtihad Sahabat Disebut Apa?

×

Metode Tafsir yang Menyandarkan pada Alquran, Hadis, dan Ijtihad Sahabat Disebut Apa?

Sebarkan artikel ini

Alquran adalah sumber petunjuk utama bagi umat Islam di seluruh dunia. Dalam mencoba memahami dan menerapkan ajarannya, berbagai metode tafsir telah dikembangkan sepanjang sejarah. Salah satu metode yang paling banyak diterima dan dihormati adalah metode yang menyandarkan pada Alquran, Hadis dan Ijtihad sahabat. Metode ini disebut Tafsir Bi al-Ra’y atau Tafsir dengan Pendapat.

Tafsir Bi al-Ra’y

Kata ‘Ra’y’ dalam bahasa Arab berarti pendapat atau penilaian. Jadi, Tafsir Bi al-Ra’y mengacu pada interpretasi Alquran yang didasarkan pada pendapat pribadi atau ijtihad dari seorang ulama atau mufassir (penafsir Alquran), untuk memahami dan menjelaskan ayat-ayat Alquran.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ‘pendapat pribadi’ di sini bukan berarti pendapat sembarang. Itu harus didasarkan di atas ilmu pengetahuan agama yang mendalam, dan dibuat setelah studi yang cermat dan penelitian pada Alquran, Hadis – yang merupakan perkataan dan tindakan Nabi Muhammad, serta pemahaman para sahabat yang merupakan generasi pertama umat Islam dan merupakan saksi langsung wahyu dan kehidupan Nabi.

Penggunaan Tafsir Bi al-Ra’y

Metode Tafsir Bi al-Ra’y bukan metode yang secara acak dipilih, melainkan digunakan ketika tidak ada tafsir khusus dari Alquran atau Hadis terkait suatu ayat. Dalam hal ini, para mufassir menggunakan pengetahuan mereka, didukung oleh prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam syariah, untuk membuat penafsiran. Interpretasi ini kemudian diuji dan dikritik oleh masyarakat ilmiah Muslim, dan diterima jika dinilai solid dan konsisten dengan ajaran Islam secara keseluruhan.

Pentingnya Tafsir Bi al-Ra’y

Tafsir Bi al-Ra’y memungkinkan umat Islam untuk merespons situasi baru dan perubahan konteks yang tidak secara spesifik dihadapi oleh generasi pertama umat Islam. Dengan metode ini, umat Islam dapat memahami ajaran Alquran dalam konteks yang relevan dengan kehidupan mereka saat ini.

Namun, ini bukanlah lisensi untuk membuat interpretasi sembarang. Metode ini memerlukan pengetahuan yang sangat baik tentang sumber-sumber Islam, serta pengetahuan yang kuat dalam bahasa Arab, sejarah Mesir, dan prinsip-prinsip dasar teologi dan hukum Islam.

Semua itu menegaskan bahwa tafsir Alquran adalah tugas yang berat, memerlukan keahlian dan kehati-hatian dan bukan sembarang orang yang bisa melakukan interpretasi ini. Meski demikian, Tafsir Bi al-Ra’y tetap memberikan jalan bagi umat Islam untuk mencari dan menemukan pemahaman mereka tentang petunjuk ilahi dalam Alquran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *