Pengertian Senyawa Kovalen Polar
Sebelum menyinggung molekul mana saja yang bukan tergolong ke dalam senyawa kovalen polar, penting untuk memahami apa itu senyawa kovalen polar. Secara sederhana, senyawa kovalen polar adalah jenis senyawa yang terbentuk dari ikatan kovalen antara dua atom non-logam yang memiliki perbedaan elektronegativitas. Oleh karena perbedaan ini, elektron yang diikat cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di sekitar atom yang lebih elektronegatif, menghasilkan suatu momen dipol dan menjadikan molekul ini bersifat polar.
Karakteristik Senyawa Kovalen Polar
Karakteristik utama senyawa kovalen polar adalah adanya kutub positif dan negatif yang jelas. Akibat perbedaan elektronegativitas antara dua atom yang berikatan, elektron di dalam ikatan tersebut tidak dibagi secara merata. Atas dasar ini, atom yang lebih elektronegatif akan memegang elektron lebih dekat, yang menghasilkan kepolaran molekul.
Contoh Senyawa Kovalen Polar dan Non-Polar
Contoh dari senyawa kovalen polar adalah air (H2O), amonia (NH3), dan hidrogen sulfida (H2S). Dalam kasus air, atom oksigen lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen, sehingga elektron lebih cenderung berada di sekitar oksigen, yang membuat molekul air bersifat polar.
Di sisi lain, senyawa kovalen non-polar adalah jenis senyawa yang terbentuk dari atom-atom dengan elektronegativitas yang sama atau sangat mirip sehingga elektron dalam ikatan tersebut dibagi secara merata. Contoh dari senyawa seperti ini adalah metana (CH4), oksigen (O2), dan ditungsten heksafluorida (W2F6).
Dengan demikian, jika kita berbicara tentang molekul senyawa berikut yang bukan merupakan senyawa kovalen polar, kita berbicara tentang molekul-molekul seperti metana, oksigen, dan ditungsten heksafluorida. Perlu dicatat bahwa kepolaran dapat dipengaruhi oleh bentuk molekul dan kehadiran atom lain, jadi penting juga untuk mengkaji struktur molekul secara keseluruhan.