Mukjizat merupakan bagian integral dari agama-agama samawi yang dipercaya oleh umat beragama. Dalam tradisi Islam, setiap nabi dikatakan telah diberi mukjizat oleh Allah untuk membantu mereka dalam penyebaran risalah-Nya dan sebagai bukti otentisitas misi mereka. Namun, mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Al-Quran, memiliki beberapa karakteristik unik dibanding mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya.
Sifat Kesinambungan Al-Quran
Mukjizat nabi-nabi sebelumnya umumnya hanya berkaitan dengan tempat dan zaman tertentu. Contohnya, mukjizat tongkat Nabi Musa AS yang bisa berubah menjadi ular adalah bukti kekuatan ilahi yang ditunjukkan pada Firaun dan pengikutnya pada zaman itu. Selain itu, mukjizat nabi Isa AS yang mampu menyembuhkan yang sakit dan menghidupkan orang mati juga terjadi dalam konteks sejarah yang terbatas.
Sementara itu, mukjizat Al-Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW bersifat universal dan abadi. Al-Quran dapat diamati, dibaca, dan dipahami oleh siapa pun, kapan pun, di mana pun. Mukjizat ini bukan hanya untuk orang-orang Arabia di zaman Nabi Muhammad SAW saja, tetapi untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Kedalaman Isi Al-Quran
Mukjizat para nabi sebelumnya umumnya bersifat fisikal dan ajaib, seperti membelah lautan atau menghidupkan orang mati. Mereka menjadi tanda kuasa Tuhan dan seringkali mendorong orang-orang untuk beriman.
Namun, mukjizat Al-Quran berbeda. Al-Quran mencakup ilmu pengetahuan, filsafat, etika, hukum, dan aspek-aspek lain dari kehidupan manusia. Bukan hanya itu, Al-Quran juga memaparkan cerita dan sejarah dari nabi-nabi sebelumnya, menjadikannya sumber ilmu yang sangat kaya. Tidak ada mukjizat lain yang diberikan kepada nabi sebelumnya yang memiliki kedalaman dan kompleksitas isi seperti Al-Quran.
Tantangan Al-Quran kepada Manusia
Mukjizat nabi-nabi sebelumnya umumnya menjadi tanda dari kekuatan Tuhan, namun tidak ada tantangan langsung kepada manusia untuk menandingi atau meniru mukjizat tersebut. Sementara itu, Al-Quran menantang umat manusia untuk membuat karya sejenis jika mereka ragu terhadap keasliannya.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat saja yang semisalnya, dan panggillah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)
Tantangan ini hingga saat ini belum bisa dipenuhi oleh manusia, menunjukkan bahwa Al-Quran benar-benar mukjizat dari Allah.
Dengan demikian, mukjizat Al-Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW memang berbeda dibanding mukjizat para nabi sebelumnya. Perbedaan ini memberikan Al-Quran posisi yang unik dan berbeda dalam sejarah agama-agama samawi.