Ilmu

Nafsu yang Mampu Mempertahankan Diri dari Segala Kejahatan Selalu Berhubungan dengan Allah SWT. Adalah Nafsu…

×

Nafsu yang Mampu Mempertahankan Diri dari Segala Kejahatan Selalu Berhubungan dengan Allah SWT. Adalah Nafsu…

Sebarkan artikel ini

Nafsu, dalam konteks Islam, adalah bagian dari jiwa manusia yang selalu mendorong individu untuk melakukan tindakan dan memiliki keinginan. Dalam ajaran Islam, nafsu manusia dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: nafsu amarah, nafsu lawwamah, dan nafsu mutmainnah. Diantara ketiganya, nafsu yang mampu mempertahankan diri dari segala kejahatan dan selalu berhubungan dengan Allah SWT adalah nafsu mutmainnah.

Nafsu Amarah

Nafsu amarah adalah tingkatan nafsu yang terendah, yang selalu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan buruk dan melanggar perintah Allah SWT. Nafsu amarah sering dikendalikan oleh hawa nafsu, hasrat, dan keinginan duniawi yang tidak terkendali. Karena itulah, dalam Al-Qur’an, nafsu amarah dianggap berbahaya dan merupakan sumber kejahatan dalam diri manusia.

Nafsu Lawwamah

Nafsu lawwamah adalah tingkatan nafsu yang berada di tengah-tengah antara nafsu amarah dan nafsu mutmainnah. Ini adalah nafsu yang selalu menyesali perbuatan buruk yang dilakukan dan merasa bersalah atas dosa yang telah diperbuat. Nafsu lawwamah memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap perintah Allah SWT, namun masih seringkali terhanyut oleh keinginan duniawi dan tidak sepenuhnya mampu menahan segala bentuk kejahatan.

Nafsu Mutmainnah

Nafsu mutmainnah adalah tingkatan nafsu yang paling tinggi dan merupakan kondisi ideal yang harus dicapai oleh setiap individu. Nafsu mutmainnah adalah nafsu yang selalu berhubungan dengan Allah SWT dan mampu mempertahankan diri dari segala kejahatan. Nafsu ini bertanggung jawab untuk mengendalikan hawa nafsu, hasrat, dan keinginan duniawi yang tidak terkendali. Nafsu mutmainnah juga selalu mematuhi dan menjalankan perintah-perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya.

Pada tingkatan nafsu mutmainnah, seseorang selalu ingat dan merasa terkoneksi dengan Allah SWT. Ketakwaan dan keimanan yang tinggi adalah sumber kekuatan yang memungkinkan mereka untuk mengatasi godaan hawa nafsu dan kejahatan yang ada dalam diri. Mereka yang memiliki nafsu mutmainnah akan merasakan ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Untuk mencapai tingkatan nafsu mutmainnah, seseorang harus menjalani proses perjuangan, introspeksi, dan kesabaran dalam menghadapi godaan duniawi. Berbagai bentuk ibadah, seperti sholat, dzikir, puasa, dan amal saleh, merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan meraih ketenangan jiwa dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Sebagai kesimpulan, nafsu yang mampu mempertahankan diri dari segala kejahatan dan selalu berhubungan dengan Allah SWT adalah nafsu mutmainnah. Tingkatan nafsu ini merupakan kondisi ideal yang dicapai oleh individu yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi, serta menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *