Sekolah

Nalika Nembang Macapat, Ing Sawijining Gatra Ditembangake Ora Kaya Titi Laras Asline, Nanging Bab Iku Ditindakake Supaya Nambah Endahing Tembang Macapat. Kaprigelan Iku Kang Diarani?

×

Nalika Nembang Macapat, Ing Sawijining Gatra Ditembangake Ora Kaya Titi Laras Asline, Nanging Bab Iku Ditindakake Supaya Nambah Endahing Tembang Macapat. Kaprigelan Iku Kang Diarani?

Sebarkan artikel ini

Macapat adalah salah satu jenis puisi tradisional Jawa yang memiliki pola, aturan, dan ciri khusus dalam setiap baitnya. Meski memiliki aturan yang ketat, dalam tradisi seni masyarakat Jawa, para penembang (pengarang) macapat sering kali melakukan penyesuaian atau perubahan pola dalam baitnya.

Penyesuaian ini dilakukan tidak semata-mata melanggar aturan, melainkan untuk menambah keindahan bunyi atau rasa dari tembang tersebut. Kaprigelan iki kang diarani, dalam bahasa Indonesia, berarti “hal tersebut biasa disebut”.

Modifikasi dalam Penembangan Macapat

Sebagaimana disebutkan di awal, para penembang macapat memiliki kebebasan untuk melakukan modifikasi pada pola dasar dari tembang tersebut. Modifikasi ini boleh dilakukan asalkan tidak mengubah struktur dasar dari bait-bait macapat dan tetap menjaga rasa atau kualitas bunyi dari tembang tersebut.

Modifikasi dapat berupa perubahan nada, penyeimbangan bunyi, penambahan atau pengurangan laras (bait), serta penambahan ritmis atau intonasi. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas estetika tembang macapat tanpa mengorbankan struktur dan ciri khasnya.

Peran Titi Laras

Titi laras dalam konteks penembangan macapat merujuk pada pola bait dan irama yang menjadi dasar dari tembang tersebut. Proses modifikasi tembang macapat sering kali berkaitan dengan perubahan pada titi laras ini.

Meski terjadi perubahan, tidak berarti titi laras asli diabaikan. Justru perubahan-perubahan ini dilakukan dengan mempertimbangkan titi laras agar hasil tembang tidak jauh menyimpang dari ciri khas dan nuansa tembang macapat.

Penutup

Tembang macapat merupakan warisan budaya Jawa yang sangat berharga. Di balik aturan dan pola ketatnya, esensi dari macapat yaitu keindahan irama dan bait dapat terus berkembang melalui modifikasi. Para penembang macapat melestarikan sastra Jawa ini dengan cara mereka sendiri, termasuk melalui modifikasi titi laras, yang relevan dengan standar estetika kontemporer namun tetap menjaga khasanah budaya aslinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *