Perguruan sejarah seringkali membingungkan dan memikat, seringkali mengajarkan kita tentang perubahan kekuatan dan pengaruh budaya yang dinamis, terutama di masa-masa pergantian. Salah satu narasi ini di Asia Tenggara melibatkan sosok yang awalnya dikenal sebagai Meurah Silu, yang kemudian menerima Islam dan menjadi seorang Sultan setelah bertemu dengan seorang ulama bernama Syekh Ismail dari Mekah. Sang Sultan yang dilegenda ini, barangkali dengan penuh kejutan, juga dikaitkan dengan penjelajah terkenal Marco Polo. Oleh karena itu, kita harus bertanya, siapakah tokoh ini?
Tokoh penting dalam sejarah Aceh dan Indonesia ini lebih dikenal dengan Samudera Pasai, atau Sultan Malik al Saleh. Ia merupakan seorang pemimpin yang berkuasa pada abad ke-13 dan mengubah aliran sejarah kerajaan dan Daerah Aceh.
Meurah Silu, yang kemudian menjadi Sultan Malik al Saleh, adalah individu yang pertama kali membawa dan menetapkan agama Islam di Tanah Aceh dan sekitarnya. Dengan demikian, secara tidak langsung, dia adalah pionir penyebaran Islam di Indonesia. Dia memeluk agama yang berasal dari Arab setelah membangun hubungan baik dengan seorang ulama dari Mekah, Syekh Ismail. Dalam perjalanan spiritualnya, Meurah Silu kemudian diganti namanya menjadi Malik Al Saleh.
Momen bersejarah lainnya dalam kehidupan Sultan Malik al Saleh adalah pertemuannya dengan Marco Polo, penjelajah terkenal dari Venezia, Italia. Marco Polo dikenal karena perjalanannya ke Asia, dan selama perjalanan tersebut, ia melawat serambi mekah, Samudera Pasai, dan bertemu dengan Sultan Malik al Saleh. Bertemunya Marco Polo dan Sultan Malik al Saleh menjadi penting karena mencakup interaksi antara Timur dan Barat.
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa tokoh yang dimaksud dalam soalan tersebut adalah Sultan Malik al Saleh, atau juga dikenal sebagai Meurah Silu. Riwayat hidupnya jelas mencerminkan peran pentingnya dalam penyebaran Islam di Indonesia, serta interaksi antara budaya Timur dan Barat selama masa kekuasaannya. Kehidupannya, dan dampaknya pada sejarah Indonesia dan juga Asia Tenggara lainnya, adalah bukti nyata dari kekuatan pertemuan budaya dan agama dan bagaimana hal itu dapat membentuk peradaban.