Orang yang memiliki keimanan kepada Allah SWT sering menghadapi ujian dan godaan. Dalam Al-Qur’an sendiri telah banyak disebutkan tentang bagaimana ujian-ujian ini akan selalu hadir dalam kehidupan seorang mukmin. Ujian ini bukan hanya berwujud masalah-masalah kehidupan dunia, tetapi juga godaan-godaan yang dapat menggoyahkan keimanan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155: “Dan sesungguhnya Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Namun, ada hal-hal yang sering disalahpahami oleh sebagian orang sebagai bentuk dari ujian iman. Berikut ini adalah beberapa hal yang sebenarnya bukan merupakan ujian bagi seorang mukmin:
Kebahagiaan Duniawi
Kebahagiaan duniawi seperti kepemilikan harta yang banyak, jabatan tinggi, atau kesenangan-kesenangan duniawi lainnya bukan merupakan bentuk dari ujian bagi seorang mukmin. Sebaliknya, yang menjadi ujian adalah bagaimana seorang mukmin bisa menjaga dan menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan perintah dan larangan-Nya.
Keberuntungan dan Kesuksesan
Keberuntungan dan kesuksesan bukan merupakan ujian bagi seorang mukmin. Meski demikian, hal ini dapat menjadi ujian jika seseorang merasa bahwa keberuntungan dan kesuksesan tersebut datang dari dirinya sendiri, bukan dari pertolongan Allah SWT.
Kelahiran dan Kematian
Kelahiran dan kematian adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap mahluk hidup. Proses ini bukan merupakan ujian bagi seorang mukmin. Ujiannya adalah bagaimana kita merespons dan memaknai kedua proses tersebut; apakah kita bersyukur dan sabar atau sebaliknya.
Maka dari itu, ujian bagi seorang mukmin bukanlah soal apa yang dihadapi, melainkan bagaimana sikap dan responnya terhadap setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT. Seorang mukmin harus mampu menjaga keimannya dan selalu berusaha untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sekalipun dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun.