Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang atau terhenti. Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah penyebab utama kecacatan dan kematian kedua di dunia. Kebanyakan orang yang berhasil bertahan dari serangan stroke pertama kali akan menghadapi berbagai komplikasi, satu di antaranya adalah pengecilan otot.
Pengecilan otot, atau biasa dikenal dengan atrofi otot, adalah salah satu akibat seringkali dialami oleh penderita stroke. Atrofi adalah istilah medis untuk penurunan massa otot. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari tidak adanya cukup penggunaan otot, biasanya karena mobilitas yang terbatas atau inaktivitas fisik. Pada banyak kasus stroke, daerah otak yang mengontrol gerakan tubuh menjadi rusak, membuat penderita sulit atau tidak mampu untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu. Hal ini memicu otot-otot menjadi lemah dan berkurang ukurannya.
Proses atrofi ini bisa sangat cepat terjadi pada individu yang berada dalam kondisi tidak bergerak atau immobilitas. Dalam hitungan hari saja, penurunan massa otot dapat dilihat pada penderita stroke. Hampir sepertiga dari pasien stroke mengalami atrofi otot berat dalam waktu cukup singkat.
Atrofi otot pasca-stroke dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup penderita. Ini dapat membatasi mobilitas mereka, meningkatkan ketergantungan pada orang lain, dan menurunkan rasa percaya diri. Rehabilitasi dan fisioterapi menjadi pilihan perawatan utama untuk membantu penderita stroke dalam memulihkan fungsi otot dan mencegah lebih lanjut penurunan otot.
Secara keseluruhan, atrofi otot merupakan komplikasi umum dan berdampak serius bagi penderita stroke. Karena itu, penting bagi pasien dan keluarga mereka untuk memahami cara terbaik dalam menangani kondisi ini dan merencanakan pemulihan yang efektif. Usaha terpadu dari pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup pasca-stroke dan mencegah terjadinya atrofi otot lebih lanjut.