Tahun 1928 menjadi tonggak penting dalam perjuangan emansipasi perempuan Indonesia. Pada bulan Desember tahun tersebut, sebuah organisasi perempuan menyelenggarakan Kongres Perempuan pertama sejarah Indonesia, yang berujung pada keputusan pembentukan Badan Persatuan Organisasi Perempuan.
Konteks
Tahun-tahun 1920-an di Indonesia ditandai oleh pergerakan nasionalisme dan semangat anti-kolonialisme yang semakin membara, termasuk di kalangan perempuan. Organisasi-organisasi perempuan mulai muncul, seperti ‘Aisyiyah dan Budi Utomo Putri. Semangat memperjuangkan hak-hak dan martabat perempuan Indonesia dalam menghadapi penjajahan dan ketidakadilan gender semakin membara.
Kongres Perempuan Pertama
Kongres Perempuan pertama ini diorganisir oleh organisasi perempuan yang telah ada, dengan tujuan mempersatukan berbagai organisasi berbasis gender tersebut dalam satu wadah. Event penting ini diselenggarakan di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Yogyakarta pada tanggal 22 hingga 25 Desember 1928.
Kongres ini berhasil mengumpulkan perwakilan dari 30 organisasi perempuan dari seluruh Indonesia. Diskusi dan pembahasan isu-isu yang menyangkut hak-hak perempuan dan peran perempuan dalam pergerakan nasional menjadi agenda utama.
Badan Persatuan Organisasi Perempuan
Sebagai hasil dari kongres ini, diputuskan untuk mendirikan sebuah badan persatuan organisasi perempuan yang bertujuan untuk memperkuat dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Badan ini diberi nama ‘Persatuan Perempuan Indonesia’ (PPI).
PPI berfungsi sebagai wadah bagi organisasi-organisasi perempuan Indonesia untuk berkoordinasi dan berkolaborasi dalam berbagai agenda advokasi dan gerakan sosial. PPI juga berperan penting sebagai penggerak peran aktif perempuan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, termasuk dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
Kesimpulan
Melalui Kongres Perempuan pertama Desember 1928 dan pembentukan ‘Persatuan Perempuan Indonesia,’ jelas bahwa perempuan Indonesia telah lama menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan dan emansipasi gender di tanah air. Ini menunjukkan semangat juang dan keteguhan hati perempuan Indonesia dalam berkontribusi terhadap negara dan bangsa.