Pada awal abad ke-20, di tengah dalam situasi penjajahan oleh Belanda, muncul berbagai gerakan nasionalisme di Indonesia. Salah satunya adalah berdirinya Indische Vereeniging yang kemudian dikenal dengan nama Perhimpunan Indonesia.
Indische Vereeniging diresmikan pada tahun 1908 di Leiden Prancis, dipelopori oleh sekelompok mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di sana. Satu di antara mereka adalah Mohammad Hatta, tokoh yang kelak dikenal menjadi salah satu pendiri bangsa. Perhimpunan ini adalah gerakan yang insani dan peduli terhadap nasib tanah airnya yang sedang dijajah.
Gerakan ini sebenarnya lahir dari kesadaran akan pentingnya persatuan dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama, yakni kemerdekaan Indonesia. Mereka mencoba menyatukan dan mempererat hubungan antara mahasiswa Indonesia yang berada di Belanda, dan kemudian merumuskan berbagai cara dan strategi untuk melawan penjajahan Belanda.
Perhimpunan ini kemudian memberanikan diri untuk menyuarakan hak-hak bangsa Indonesia ke depan pemerintah penjajah Belanda di The Hague. Tujuannya, tentu saja untuk menuntut kemerdekaan.
Berdirinya Perhimpunan Indonesia menjadi salah satu tonggak awal dalam pergerakan nasional Indonesia. Gerakan yang dimulai oleh sekelompok mahasiswa ini menjadi semacam percikan api yang membakar semangat juang masyarakat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Jadi, pada intinya, pada awal berdirinya, Indische Vereeniging atau yang kemudian dikenal dengan nama Perhimpunan Indonesia adalah gerakan yang dilatarbelakangi oleh semangat nasionalisme juang dan keinginan kuat untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda. Ini adalah petunjuk awal akan terbentuknya Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka.
