Saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, negara ini menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah memperoleh pengakuan dan dukungan kedaulatan dari negara-negara lain. Untuk mencapai tujuan ini, Indonesia melakukan berbagai bentuk diplomasi, salah satunya yang cukup unik adalah diplomasi beras.
Diplomasi beras dapat dianggap sebagai salah satu langkah strategis bangsa Indonesia dalam menjalin kerjasama internasional serta mendapatkan pengakuan dari negara lain. Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana Indonesia melakukan diplomasi beras.
Menghargai Keberagaman Pangan Dunia
Melalui diplomasi beras, Indonesia menunjukkan rasa menghargainya terhadap keberagaman pangan dunia. Beras sebagai komoditas pangan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia, menjadi simbol gejolak ekonomi dan politik, serta daya tahan masyarakat Indonesia.
Membangun Hubungan pada Kalangan Petani
Di awal kemerdekaan, Indonesia memiliki komunitas petani beras yang kuat dan produktif. Dengan memperlihatkan potensi ini, Indonesia berhasil membuka peluang kerjasama dengan negara-negara yang memiliki kebutuhan beras, khususnya di kawasan Asia.
Sebagai Taktik Diplomasi Ekonomi
Beras juga menjadi instrumen dalam diplomasi ekonomi. Indonesia berusaha mengekspor beras ke negara lain sebagai cara mendapatkan devisa, menambah kestabilan ekonomi, sekaligus meningkatkan citra positif Indonesia sebagai negara produsen beras yang berdaya saing.
Menebar Pasir di Padang Pasir
Istilah ‘menabur pasir di padang pasir’ mungkin agak berlebihan. Namun, itulah yang terjadi ketika Indonesia memberikan bantuan beras ke negara-negara yang mengalami kelaparan. Ini menjadi cerminan empati dan kepedulian Indonesia terhadap isu kemanusiaan.
Diplomasi beras menjadi bagian utama dari langkah strategis Indonesia dalam mendapatkan dukungan kedaulatan dari negara lain. Meski pendekatan ini tampak sederhana, namun efek yang dihasilkan mampu menyentuh aspek sosial, budaya, hingga ekonomi dari negara-negara yang berinteraksi dengan Indonesia.