Sosial

Pada Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut, Nusantara Dihuni oleh Ras Australomelanesoid dan Ras Mongoloid

×

Pada Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut, Nusantara Dihuni oleh Ras Australomelanesoid dan Ras Mongoloid

Sebarkan artikel ini

Pada jaman prasejarah, Nusantara telah menjadi rumah bagi berbagai ras manusia. Fokus utama artikel ini adalah penghuni pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut, di mana Nusantara dihuni oleh ras Australomelanesoid dan ras Mongoloid.

Ras Australomelanesoid

Ras Australomelanesoid dikenal juga sebagai ras Wedda atau “Proto Melayu”. Mereka tiba di Nusantara sekitar 5.000 tahun SM dan diyakini berasal dari wilayah Papua. Mereka memiliki ciri fisik dengan kulit gelap, rambut keriting, dan tubuh pendek.

Dalam kehidupan sehari-hari, ras Australomelanesoid adalah pemburu dan pengumpul. Mereka hidup secara berkelompok dan menghuni gua-gua atau tempat berlindung lainnya. Alat-alat mereka dibuat dari batu dan tulang yang menunjukkan tingkatan teknologi primitif.

Ras Mongoloid

Ras Mongoloid, dengan ciri fisik kulit kuning langsat, mata sipit, dan rambut lurus hitam, berkembang dari ras Mongol di daerah Siberia dan Mongolia sekitar 2500 SM. Mereka diyakini bermigrasi ke Nusantara melalui jalan darat yang ada saat itu.

Ras Mongoloid dikenal memiliki keterampilan dalam meramu dan berkebun. Mereka memperkenalkan teknologi baru seperti pembuatan perahu dan alat pertanian, yang membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berburu dan meramu.

Mereka juga membangun rumah panggung dan permukiman-permukiman yang lebih kompleks, menggantikan gaya hidup nomaden dari ras Australomelanesoid.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, ras Australomelanesoid dan ras Mongoloid, masing-masing memberikan kontribusi penting dalam sejarah dan peradaban Nusantara. Aspek gaya hidup mereka — pemburu pengumpul serta berkebun dan meramu — telah membantu membentuk ciri khas dan keanekaragaman budaya Nusantara. Ketika dua ras ini berbaur dan berasimilasi, mereka melahirkan peradaban Indonesia yang kita kenal hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *