Pada masa demokrasi terpimpin, politik luar negeri Indonesia condong ke arah dimananya pemerintah berupaya untuk mewujudkan otonomi penuh dari segala bentuk dominasi atau campur tangan asing. Juga menjadi titik di mana perjuangan melawan sistem kolonialisme dan imperialisme menjadi andalan.
Periode Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah istilah sistem politik yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957 dan berlangsung hingga tahun 1966. Periode ini menjadi titik balik dalam sejarah politik Indonesia yang bertujuan untuk membawa stabilitas, keamanan, dan kemajuan bagi bangsa.
Politik Luar Negeri Indonesia
Politik Luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin sangat aktif dalam mewujudkan kemerdekaan secara total bagi bangsa-bangsa yang masih berada dalam penjajahan. Indonesia juga berinisiatif untuk mengadakan konferensi internasional di Bandung pada tahun 1955, yang dikenal dengan nama Konferensi Asia-Afrika.
Konferensi ini bertujuan untuk merumuskan sikap umum negara-negara Asia dan Afrika mengenai penyelesaian masalah nasionalisme dan dekolonisasi sehingga mencapai perdamaian dunia. Dalam konferensi ini, sepuluh prinsip “Dasasila Bandung” dihasilkan, yang kemudian menjadi landasan dasar politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
Kondisi Politik Internasional dan Pendekatan Indonesia
Masa demokrasi terpimpin berlangsung di tengah-tengah dinginnya perang dunia. Di mana terjadi perpecahan antara blok Barat dan Timur yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia di masa ini berusaha menegaskan posisinya sebagai negara non-blok. Dengan kata lain, Indonesia mencoba menjalin hubungan baik dengan kedua belah pihak dan tidak ingin terlibat dalam persaingan antara kedua blok tersebut.
Faktor Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin membawa perubahan besar dalam politik luar negeri Indonesia. Dalam kondisi yang penuh tekanan dan kompleks, Soekarno melalui politik Luar negerinya mampu memberikan dampak positif dan membawa Indonesia ke tingkat internasional. Meski banyak tantangan dan tekanan, Soekarno berhasil menegaskan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.
Kesimpulan
Dalam ringkasan, politik luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin condong ke arah pembebasan dari segala bentuk dominasi asing dan mendukung negara-negara yang masih berada dalam penjajahan untuk meraih kemerdekaan. Melalui diplomasi aktif dan pendirian tegas sebagai negara non-blok, Indonesia berhasil meningkatkan posisinya dalam panggung internasional.