Pada tahun 1966, Indonesia menyaksikan perubahan politik signifikan ketika Soeharto meraih kekuasaan di bawah gerakan Orde Baru. Salah satu perubahan terbesar yang ia lakukan adalah dalam arena politik luar negeri, yang ia ubah dari sifat yang penuh konflik menjadi pemajuan kompromi. Langkah-langkah strategis diterapkan oleh Soeharto dan penting untuk meneliti bagaimana ia menjalankan transformasi ini.
Upaya Diplomatik
Salah satu langkah utama yang diambil oleh Soeharto adalah memasuki arena internasional dengan sikap yang lebih kompromi daripada konfrontatif. Soeharto memahami betapa pentingnya hubungan internasional bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memutuskan untuk memperbaiki ikatan dengan negara-negara yang sebelumnya diabaikan atau bahkan diperangi.
Normalisasi Hubungan dengan Negara Barat dan Blok Non-Bersekutu
Soeharto melihat ke arah Barat dengan pandangan yang bersahabat dan berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika dan sekutunya. Normalisasi hubungan dengan negara-negara Barat tidak hanya membuka pintu bagi investasi asing tetapi juga mendapatkan bantuan ekonomi dan teknis yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia pada saat itu.
Serupa dengan itu, ia juga memperkuat hubungan dengan blok non-bersekutu menjadi lebih baik, memilih untuk menjalin diplomasi yang aktif dan konstruktif. Ia memprakarsai pertemuan-pertemuan bilateral dan multilateral, mendorong kerjasama antarnegara.
Penandatanganan Perjanjian Perdamaian dengan Malaysia
Sebagai bagian dari upaya kompromi internasionalnya, Soeharto mengakhiri konflik Indonesia-Malaysia, yang telah membebani kedua negara selama bertahun-tahun. Penandatanganan perjanjian ini mewakili keinginannya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.
Keterlibatan dalam ASEAN
Salah satu upaya Soeharto yang paling terkenal dalam melakukan kompromi adalah keterlibatannya dalam pembentukan dan perkembangan ASEAN. Sebagai anggota pendiri, Soeharto memainkan peran penting dalam pembentukan blok ini, yang kemudian menjadi instrumen penting dalam meraih kestabilan dan kemakmuran kawasan.
Kesimpulannya, langkah-langkah yang diambil oleh Soeharto selama era Orde Baru untuk mengubah politik luar negeri Indonesia dari penuh konflik menjadi kompromi memberikan hasil yang signifikan. Melalui upaya diplomatik, normalisasi hubungan dengan negara-negara Barat dan non-bersekutu, mengakhiri konflik dengan Malaysia, dan berperan aktif dalam ASEAN, Soeharto telah berhasil menciptakan lingkungan politik luar negeri yang lebih kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan Indonesia.