Sekolah

Pada Pembelahan Sel Mitosis, Pemisahan Kromatid Terjadi pada Tahapan …

×

Pada Pembelahan Sel Mitosis, Pemisahan Kromatid Terjadi pada Tahapan …

Sebarkan artikel ini

Pembelahan sel mitosis adalah proses yang memungkinkan sel untuk memperbanyak diri dengan replikasi elemen-elemen genetik dan struktur selnya. Dalam proses ini, sel eukariotik menghasilkan dua sel anak yang genetiknya sama persis dengan sel induk. Salah satu langkah vital dari mitosis adalah pemisahan kromatid, dan ini terjadi pada tahapan yang disebut anafase.

Anafase

Anafase adalah tahap ketiga dalam siklus pembelahan mitosis. Setelah proses persiapan yang rumit yang melibatkan replikasi DNA (Interfase), kondensasi kromosom (Profase), dan penataan kromosom di plakar metafase (Metafase), sel memasuki tahapan Anafase.

Pada tahap Anafase, struktur protein yang disebut spindle mengkontraksi dan menarik setiap pasangan kromatid saudara ke arah kutub berlawanan dari sel. Kromatid saudara ini, yang sebelumnya telah direplikasi dan melekat selama tahap Profase dan Metafase, sekarang menjadi kromosom individu dalam dua sel anak yang baru terbentuk.

Pemisahan kromatid ini sangat penting untuk menjaga integritas genetik seluruh organisme. Jika kromatid tidak dipisahkan dengan benar, sel anak dapat menerima jumlah DNA yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kanker.

Proses Lanjutan: Telofase dan Sitokinesis

Setelah Anafase selesai, proses mitosis berlanjut ke tahap Telofase. Di sini, kromosom mencapai kutub sel dan mulai dekondensasi atau kembali ke bentuk yang lebih rileks dan tidak padat.

Akhirnya, Sitokinesis, atau pembelahan sel, terjadi. Sel dibagi menjadi dua sel anak yang masing-masing memiliki jumlah DNA yang sama dengan sel induk. Membran inti baru dibentuk di sekitar setiap set kromosom, dan dua sel baru individu dipisahkan sepenuhnya.

Pemahaman yang akurat tentang proses mitosis, termasuk pemisahan kromatid pada tahap Anafase, sangat penting dalam berbagai bidang penelitian biologi dan medis, dan memiliki implikasi yang luas mulai dari penyakit genetik hingga potensi pengembangan obat baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *