Budaya

Pada periode 1970-1980-an terjadi konflik Kamboja-Vietnam yang telah mengganggu stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara, sementara Perang Dingin masih berlangsung. Indonesia tergugah untuk berperan aktif dalam organisasi regional dan ikut menyelesaikan konflik tersebut. Peran aktif Indonesia diwujudkan dengan…

×

Pada periode 1970-1980-an terjadi konflik Kamboja-Vietnam yang telah mengganggu stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara, sementara Perang Dingin masih berlangsung. Indonesia tergugah untuk berperan aktif dalam organisasi regional dan ikut menyelesaikan konflik tersebut. Peran aktif Indonesia diwujudkan dengan…

Sebarkan artikel ini

Pada periode 1970-1980-an, kawasan Asia Tenggara mengalami ketidakstabilan politik akibat konflik Kamboja-Vietnam. Konflik ini terjadi saat Perang Dingin sedang seru-serunya, yang melibatkan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet. Di tengah situasi ini, Indonesia merasa perlu terlibat aktif dalam organisasi regional untuk ikut serta menyelesaikan konflik tersebut dan membantu menjaga stabilitas kawasan.

Indonesia saat itu di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang mengedepankan politik luar negeri bebas aktif. Hal ini membuat Indonesia tidak ingin bergantung pada satu blok kekuatan, namun lebih fokus pada kepentingan nasional dan kawasan. Beberapa langkah yang diambil Indonesia dalam rangka mewujudkan peran aktifnya dalam menangani konflik antara Kamboja dan Vietnam antara lain:

  1. Menjadi anggota aktif ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

    Indonesia merupakan salah satu anggota pendiri ASEAN yang didirikan pada 8 Agustus 1967. ASEAN adalah organisasi yang bertujuan meningkatkan kerjasama ekonomi, sosial, budaya, teknis, dan politik antara negara-negara anggotanya. Selama konflik Kamboja-Vietnam, Indonesia bersama negara-negara ASEAN lainnya secara berkala mengadakan rapat untuk membahas isu keamanan yang timbul akibat konflik tersebut. Dalam forum ini, Indonesia sebagai anggota aktif berusaha menggagas langkah-langkah diplomasi penyelesaian konflik yang melibatkan banyak pihak.

  2. Melakukan mediasi diplomatic

    Indonesia memainkan peran penting sebagai mediator dalam konflik antara Kamboja dan Vietnam. Indonesia mengajak negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet, untuk ikut terlibat dalam negosiasi dan dialog. Dalam peran ini, Indonesia menegaskan pentingnya reconciliatory settlement, menghormati kedaulatan negara-negara terkait, dan menolak intervensi militer.

  3. Ikut serta dalam penjagaan perdamaian PBB

    Indonesia juga menjadi anggota angkatan penjaga perdamaian PBB yang diterjunkan ke beberapa area konflik, termasuk wilayah Kamboja-Vietnam. Pasukan penjaga perdamaian Indonesia berusaha menjaga perdamaian dan ketertiban, serta membantu pengungsi yang terdampak akibat konflik tersebut.

  4. Pembangunan kembali pasca konflik

    Setelah konflik Kamboja-Vietnam mereda, Indonesia ikut berpartisipasi dalam pembangunan kembali Kamboja dengan memberikan bantuan teknis, finansial, dan sumber daya manusia. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan dan stabilisasi politik di Kamboja dan kawasan Asia Tenggara.

Jadi, jawabannya apa? Indonesia memiliki peranan penting dalam upaya penyelesaian konflik Kamboja-Vietnam pada periode 1970-1980-an. Dengan berperan aktif dalam organisasi regional seperti ASEAN, melakukan mediasi diplomatic, ikut serta dalam penjagaan perdamaian PBB, serta membantu pembangunan kembali pasca konflik, Indonesia berupaya menjaga stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *