Pada sintesis protein, terjadi proses yang melibatkan transformasi informasi genetik dalam urutan basa nitrogen DNA menjadi urutan asam amino dalam protein. Proses ini merupakan bagian penting dari peran DNA dalam menjaga kehidupan sel. Pada urutan basa nitrogen, DNA dan RNA memiliki kesamaan, namun dengan satu pengecualian – Timin.
Sebelumnya, kita perlu mengerti apa itu basa nitrogen. DNA (Deoxyribonucleic acid) dan RNA (Ribonucleic acid) adalah molekul pembawa informasi genetik dalam sel. Kedua molekul ini terdiri dari urutan basa nitrogen, yang masing-masing disebut adenin (A), guanin (G), sitosin (C), dan timin (T) dalam DNA, atau urasil (U) dalam RNA. Adenin selalu berpasangan dengan Timin pada DNA atau dengan Urasil pada RNA, sedangkan Guanin selalu berpasangan dengan Sitosin pada kedua molekul tersebut.
Selama proses transkripsi, informasi genetik dari DNA dikopi menjadi RNA. Dalam proses ini, urutan basa nitrogen pada DNA akan dicocokkan pada RNA dengan satu pengecualian: timin pada DNA akan digantikan oleh urasil pada RNA. Dengan kata lain, timin pada DNA tidak akan dicocokkan dengan timin pada RNA, tetapi dengan urasil.
Hal ini terjadi karena dalam proses pembentukan rantai RNA, molekul RNA polimerase akan membaca urutan basa nitrogen pada DNA dan mencocokkannya dengan basa nitrogen yang sesuai pada RNA. Saat molekul RNA tersebut membaca Timin pada DNA, molekul RNA tersebut akan mencocokkannya dengan Urasil, bukan Timin.
Perbedaan ini penting untuk memastikan bahwa pesan genetik disalin dengan benar dari DNA ke RNA, dan kemudian menjadi protein. Meskipun terdapat perbedaan dalam urutan basa nitrogen antara DNA dan RNA, sistem ini memastikan urutan informasi genetik tetap sama dari DNA hingga menjadi protein, yang esensial untuk fungsi dan kelangsungan hidup sel.
Itulah mengapa pada sintesis protein dengan urutan basa nitrogen sama antara DNA dan RNA, pengecualian timin terjadi pada rantai.