Pada tahun historis 1511, flotila Portugis di bawah komando Alfonso de Albuquerque menyerang dan berhasil menaklukkan kerajaan Malaka. Terletak secara strategis pada jalur perdagangan panas yang melintasi Selat Malaka, kota pelabuhan itu adalah pusat kekayaan yang berkumpul dari segala penjuru Asia. Kekuasaan Malaka sebagai entitas perdagangan yang merdeka berakhir, dan era baru dominasi asing di Nusantara dimulai. Dan meskipun Portugis berhasil menaklukkan Malaka, penaklukan mereka di kawasan ini bukanlah perjalanan yang mudah.
Penaklukkan Malaka
Penaklukkan Malaka oleh Portugis adalah hasil dari keinginan mereka untuk mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Malaka, dengan posisinya yang strategis antara Tiongkok dan India, adalah pusat perdagangan rempah-rempah dan karenanya menjadi sasaran utama para penjelajah dan penakluk Portugis. Betapa pentingnya Malaka ditunjukkan oleh Alfonso de Albuquerque yang berkata, “Siapa yang menguasai Malaka, menguasai Venesia.”
Penaklukkan Malaka oleh Portugis berlangsung pada 24 Agustus 1511 setelah beberapa minggu pengepungan dan pertempuran. Kendati demikian, Portugal menghadapi perlawanan gigih dan berani dari Sultan Mahmud Syah dan rakyat Malaka, yang berjuang mati-matian untuk mempertahankan negara dan kehormatan mereka.
Tantangan Setelah Penaklukkan
Meskipun Portugis berhasil menaklukkan Malaka, mereka menghadapi banyak tantangan dalam mempertahankan dan meningkatkan keberadaan mereka di kawasan ini. Salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah perlawanan konstan dari penduduk lokal dan kerajaan tetangga. Sultan Mahmud Syah, misalnya, terus berjuang melawan Portugis dari benteng baru di Kampar, Sumatera.
Selain itu, Portugis juga menghadapi persaingan dari kekuatan kolonial lainnya seperti Belanda dan Inggris, yang juga berusaha memperluas pengaruh mereka di Asia Tenggara. Kemudian, pada tahun 1641, setelah hampir satu abad mendominasi Malaka, Portugis akhirnya dihancurkan oleh Belanda, menandai akhir dari kekuasaan mereka di pelabuhan strategis itu.
Kesimpulan
Dengan demikian, meskipun Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511, dominasi mereka di Asia Tenggara tidak bertahan selamanya. Mereka menghadapi perlawanan konstan dari penduduk lokal dan persaingan dari kekuatan kolonial lainnya. Pada akhirnya, Malaka, seperti banyak kota pelabuhan lainnya di Nusantara, berubah tangan beberapa kali sepanjang sejarah, mencerminkan konstanta pergolakan geopolitik di kawasan itu. Tetapi, tak dapat dipungkiri, penaklukkan Malaka oleh Portugis membuka babak baru sejarah kolonial di Nusantara.