Pada tahun 1967, lima negara Asia Tenggara memutuskan untuk membentuk sebuah organisasi yang bernama ASEAN atau “Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara”. Anggota pendiri ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya anggota-anggota ASEAN, serta untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara.
Namun demikian, ASEAN sejak awal tidak ditutup untuk kemungkinan penambahan anggota. Faktanya, ASEAN melihat perluasannya sebagai upaya untuk meningkatkan integrasinya dan meluaskan pengaruhnya di wilayah tersebut. Di sinilah masuknya Brunei Darussalam, negara keenam yang bergabung dengan ASEAN.
Brunei Darussalam, Anggota Keenam ASEAN
Brunei Darussalam adalah negara berdaulat yang terletak di pantai utara pulau Borneo, di Asia Tenggara. Negara ini memiliki sejarah panjang sebagai kerajaan yang kaya dengan sumber daya alam, terutama minyak dan gas alam.
Brunei dengan resmi bergabung dengan ASEAN pada 7 Januari 1984, menjadikannya sebagai negara keenam yang bergabung dengan organisasi ini. Pada saat itu, Brunei baru saja mengakhiri statusnya sebagai protektorat Inggris dan memulai era baru sebagai negara merdeka. Langkah ini dipandang sebagai upaya Brunei untuk lebih aktif dalam urusan regional dan menstabilkan hubungan dengan negara-negara tetangga.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota ASEAN, Brunei telah berpartisipasi dalam berbagai kebijakan dan inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kerjasama regional dan menciptakan stabilitas politik dan ekonomi di Asia Tenggara.
Jadi, jawabannya apa? Pada tanggal 7 Januari 1984, Negara keenam yang bergabung dengan ASEAN adalah Brunei Darussalam.
