Suku bangsa atau etnis adalah sebuah kelompok sosial yang anggotanya memiliki segi kebudayaan, vitalitas historis, dan beberapa karakteristik lain yang menjadi ciri khas. Seringkali, telah ditemukan paham yang menganggap suku bangsa sendiri lebih unggul atau lebih baik dibandingkan dengan suku bangsa lain. Paham ini bisa muncul dan berkembang karena berbagai alasan, mulai dari sejarah, politik, sampai budaya.
Paham yang menganggap suku bangsa sendiri lebih baik dan unggul dari suku bangsa lainnya biasa disebut dengan Etnosentrisme.
Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah paham atau sudut pandang di mana seseorang menilai suku, budaya atau etnis lain berdasarkan standar dan nilai-nilai dari suku, budaya atau etnisnya sendiri. Dalam paham ini, etnis atau suku bangsa sendiri dianggap paling baik dan superior, dan seringkali digunakan sebagai standar nilai atau norma.
Etnosentrisme dapat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dunia di sekelilingnya dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang-orang dari suku bangsa yang berbeda. Ini terkadang dapat menciptakan pandangan negatif atau stereotip terhadap suku bangsa lain.
Dampak Etnosentrisme
Dampak dari etnosentrisme bisa sangat merugikan, baik dalam lingkup individu, komunitas, maupun negara. Di satu sisi, etnosentrisme dapat berkontribusi pada solidaritas dan kekompakan dalam suatu suku bangsa. Tetapi di sisi lain, etnosentrisme juga bisa menjadi pemicu konflik antar suku bangsa, membangun dinding dan memisahkan satu sama lain.
Mengatasi Etnosentrisme
Untuk mengatasi etnosentrisme, kita perlu memupuk sikap dan pandangan yang menghargai perbedaan dan pluralitas. Menumbuhkan rasa toleransi dan empati terhadap suku atau etnis lain dapat menjadi langkah awal.
Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui pendidikan multikultural, pertukaran budaya, atau inisiatif-inisiatif yang mempromosikan keragaman dan inklusivitas.
Jadi, jawabannya apa? Paham yang menganggap suku bangsa sendiri lebih baik dari suku bangsa lainnya disebut etnosentrisme. Tetapi perlu diingat bahwa etnosentrisme bukanlah sebuah sikap yang sehat dalam masyarakat yang plural dan berbagai suku bangsa seperti Indonesia. Menghargai keragaman dan kemajemukan adalah kunci dari negara yang harmonis dan damai.
