Peran ulama dalam melaksanakan dakwah tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka memiliki tantangan yang lebih besar dan beban yang lebih berat lagi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang dai. Dakwah ini adalah misi yang besar, yang memerlukan totalitas dalam pengabdian.
Para ulama, dalam menjalankan tugas mereka, biasanya lebih mengutamakan kelancaran dakwah daripada kepentingan pribadi dan keluarganya. Bagi mereka, dakwah adalah panggilan jiwa yang harus dikerjakan dengan totalitas dan penuh dedikasi. Kesenangan duniawi diabaikan demi keberhasilan dakwah. Keberhasilan dakwah menjadi prioritas utama, bukanlah harta ataupun kenikmatan duniawi.
Meski berhadapan dengan medan dakwah yang berat, para ulama tidak pernah menyerah dan selalu menunjukkan tekad yang kuat untuk berjuang. Mereka memiliki tekad yang kuat dan perjuangan yang tiada henti. Sejatinya, tantangan dan rintangan dalam proses dakwah bukanlah hal yang mengejutkan. Justru, berkat tantangan tersebut, mereka semakin kuat dan bertekad untuk melanjutkan misi dakwah ini.
Mereka tetap optimis dalam melaksanakan tugas. Kesulitan dan rintangan yang ada tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menyampaikan pesan agama. Ini menunjukkan bahwa optimisme adalah kunci penting dalam menjalankan tugas dakwah. Dengan optimisme, seorang ulama yakin bahwa dia mampu menjalankan tugas dakwah dengan baik dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Hikmah yang bisa kita ambil dari narasi di atas adalah bahwa kita harus mengutamakan tugas dan tanggung jawab kita terhadap sesuatu yang lebih besar dan lebih penting dari kepentingan pribadi dan kesenangan duniawi. Kita juga belajar bagaimana pentingnya memiliki tekad yang kuat dan sikap optimis dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam hidup. Akhirnya, narasi di atas mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan kepentingan umum dan mengabdi kepada sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri.