Diskusi

Pelaksanaan HAM Tidak Dapat Bersifat Mutlak, Sebab Jika Dilaksanakan Secara Mutlak Akan

×

Pelaksanaan HAM Tidak Dapat Bersifat Mutlak, Sebab Jika Dilaksanakan Secara Mutlak Akan

Sebarkan artikel ini

Hak asasi manusia atau HAM merupakan prinsip universal yang menegaskan adanya hak dasar yang dimiliki oleh setiap individu. HAM mencakup berbagai hak seperti hak atas kehidupan, kemerdekaan, kesetaraan di hadapan hukum, kebebasan beragama, dan kebebasan berpendapat. Namun, apakah pelaksanaan HAM seharusnya bersifat mutlak? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa pelaksanaan HAM tidak dapat bersifat mutlak serta implikasi yang muncul jika pelaksanaan HAM dilakukan secara mutlak.

Adanya Limitasi Dalam Hak Asasi Manusia

Pelaksanaan HAM yang bersifat mutlak berpotensi menimbulkan masalah dalam kehidupan sosial, khususnya ketika hak tersebut bertentangan dengan kepentingan umum atau hak asasi orang lain. Dalam banyak kasus, hak asasi manusia perlu dicapai melalui suatu keseimbangan, dengan mempertimbangkan kepentingan individu dan masyarakat serta kebutuhan untuk melindungi hak-hak asasi orang lain.

Contoh yang sering dijumpai adalah kebebasan berpendapat dan berbicara. Seseorang tentu memiliki hak untuk mengungkapkan pendapatnya, tetapi apabila pendapat tersebut diungkapkan dengan cara yang merendahkan atau menghina orang lain, maka hal tersebut sudah melampaui batas yang diperkenankan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya limitasi dalam hak asasi manusia untuk menghindari pelanggaran hak orang lain dan menciptakan ketertiban dalam masyarakat.

Implikasi Pelaksanaan HAM Secara Mutlak

Berikut merupakan beberapa implikasi yang mungkin timbul apabila pelaksanaan HAM dilakukan secara mutlak:

1. Potensi Benturan Hak Asasi

Apabila pelaksanaan HAM bersifat mutlak, hal tersebut dapat menimbulkan benturan antara hak asasi satu individu dengan individu lain. Misalnya, hak seseorang untuk mengamalkan kepercayaan agama dan budaya mungkin berpotensi merendahkan atau merugikan hak individu dari keyakinan yang berbeda.

2. Kesulitan Penegakan Hukum Dan Ketertiban Umum

Pelaksanaan HAM secara mutlak dapat menyulitkan penegakan hukum dan mengancam ketertiban umum. Dalam kasus ekstrem, individu yang merasa haknya mutlak dapat melawan hukum dengan dalih melindungi hak asasi dirinya. Hal ini berpotensi menimbulkan kekacauan dan ketidakadilan dalam masyarakat.

3. Tidak Adanya Ruang Untuk Kompromi

Sebuah masyarakat majemuk dan pluralis tentu menghadirkan perbedaan pandangan dan nilai. Jika pelaksanaan HAM bersifat mutlak, akan sulit mencapai suatu kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak. Oleh karena itu, diperlukan adanya kompromi serta toleransi dalam menghormati hak asasi manusia.

4. Melemahkan Fungsi Negara Dan Lembaga

Negara dan lembaga-lembaga yang ada di dalamnya memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan mewujudkan hak asasi manusia bagi seluruh masyarakat. Jika pelaksanaan HAM bersifat mutlak, negara dan lembaga mungkin akan kesulitan untuk menetapkan batasan, merumuskan kebijakan, dan menegakkan peraturan yang sejalan dengan kepentingan umum.

Kesimpulan

Pelaksanaan HAM yang bersifat mutlak tidak hanya berpotensi menimbulkan masalah dalam kehidupan sosial, tetapi juga mempengaruhi cara negara dan lembaga dalam melindungi dan mewujudkan hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pelaksanaan HAM seharusnya tidak bersifat mutlak dan perlu dicapai melalui keseimbangan antara kepentingan individu, masyarakat, serta perlindungan hak asasi manusia lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *