Sekolah

Pemberontakan APRA di Jawa Barat Didalangi Oleh Seorang Menteri, Siapa?

×

Pemberontakan APRA di Jawa Barat Didalangi Oleh Seorang Menteri, Siapa?

Sebarkan artikel ini

Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), yang terjadi di Jawa Barat pada tanggal 23 Januari 1950, menjadi bookmark penting dalam sejarah politik Indonesia. Pemberontakan ini merupakan titik puncak dari konflik politik internal yang dimotori oleh seorang menteri dalam pemerintahan Republik Indonesia. Seorang tokoh politik dan militer belanda yang juga berkontribusi besar dalam pendirian negara Indonesia, Kapten Raymond Paul Pierre Westerling atau yang lebih dikenal sebagai “Turk” Westerling.

Latar Belakang

Sebagai seorang perwira militer dengan latar belakang Belanda, Raymond Westerling lahir pada 31 Agustus 1919 di Turki, sehingga mendapatkan julukan “Turk”. Westerling memiliki persepsi yang unik terhadap penjajahan. Meski berdarah Belanda, dia memutuskan untuk memperjuangkan Indonesia yang baru merdeka dari penjajahan Belanda.

Masa Pemberontakan APRA

Setelah merdeka, Westerling menjadi Menteri Negara tanpa portofolio dalam Kabinet Hatta, posisi yang dipegangnya sampai Januari 1950. Tetapi seiring berjalannya waktu, perselisihan yang muncul antara ia dan pemimpin lainnya dalam pemerintahan mulai memuncak.

Pada bulan Desember 1949, setelah konflik politik berkepanjangan dengan pemerintah pusat, Westerling memilih untuk membantu mendirikan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) – sebuah kelompok paramiliter yang beroperasi di Jawa Barat.

Aksi Pemberontakan

Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA melancarkan pemberontakan bersenjata di Bandung dengan tujuan utama membunuh beberapa tokoh penting dan menggulingkan pemerintah pusat. Pada saat itu, APRA berhasil menduduki Bandung selama beberapa jam sebelum akhirnya dapat dijinakkan oleh pasukan pemerintah.

Akhir Dari Pemberontakan

Westerling berhasil melarikan diri dan berlindung di kedutaan besar Belanda di Jakarta, kemudian melarikan diri ke Singapura dan akhirnya menetap di Belgia. Meski ada upaya ekstradisi, Westerling tidak pernah diekstradisi ke Indonesia.

Pemberontakan APRA ini menjadi contoh lain dari konsekuensi dari keragaman ideologi, politik dan sejarah yang mempengaruhi masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Pertanyaan siapa menteri yang diduga mendalangi pemberontakan APRA di Jawa Barat ini memiliki jawaban jelas: Kapten Raymond Westerling. Adanya peristiwa ini mengingatkan kita betapa berarti dan berharganya proses demokrasi, kemerdekaan, dan kedamaian bagi bangsa dan negara Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *