Bioteknologi telah menjadi bagian penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang kesehatan. Salah satu contoh aplikasi teknologi ini adalah pembuatan insulin dengan menyisipkan gen pembentuk insulin pada gen bakteri. Proses ini adalah salah satu cara untuk menghasilkan insulin rekombinan, yang merupakan pengobatan penting bagi pasien diabetes. Proses ini tergolong dalam bioteknologi yang disebut sebagai rekayasa genetika.
Rekayasa Genetika dalam Pembuatan Insulin
Rekayasa genetika merupakan salah satu cabang bioteknologi yang melibatkan manipulasi dan modifikasi genetik organisme. Tujuan dari rekayasa ini adalah untuk menciptakan organisme baru atau merubah karakteristik organisme yang ada, agar lebih berguna dalam industri atau bidang biomedis.
Dalam proses pembuatan insulin, rekayasa genetika dilakukan dengan mengisolasi gen manusia yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Gen ini kemudian disisipkan pada gen bakteri, seperti Escherichia coli (E. coli), melalui serangkaian metode biokimia.
Produksi Insulin Rekombinan
Setelah gen insulin berhasil disisipkan pada gen bakteri, bakteri tersebut diubah menjadi “pabrik” insulin yang efisien. Bakteri tersebut kemudian dibiakkan dalam skala industri menggunakan bioreaktor. Dalam bioreaktor ini, bakteri rekombinan dapat dibiakkan, dibesarkan, dan diekstraksi untuk menghasilkan insulin dalam jumlah besar.
Insulin yang dihasilkan setelah proses ini, disebut sebagai insulin rekombinan. Insulin ini memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan insulin manusia alami. Penggunaan insulin rekombinan dinilai lebih aman dan efektif, serta memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan insulin yang diperoleh dari sumber hewan.
Keuntungan Insulin Rekombinan
Pembuatan insulin dengan menggunakan bakteri rekombinan memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Kualitas yang lebih baik: Insulin rekombinan memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan insulin manusia. Hal ini memastikan bahwa insulin ini lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih rendah.
- Produksi yang efisien: Proses produksi insulin rekombinan melibatkan dibiakkan dalam bioreaktor yang memungkinkan produksi dalam jumlah besar dan lebih cepat.
- Biaya produksi yang lebih rendah: Dibandingkan dengan metode ekstraksi insulin dari pankreas hewan, metode produksi insulin rekombinan lebih murah dan mudah untuk dilakukan.
- Tidak ada risiko penularan penyakit: Karena insulin dihasilkan dari bakteri, tidak ada risiko penularan penyakit hewan pada manusia.
Kesimpulan
Pembuatan insulin dengan menyisipkan gen pembentuk insulin pada gen bakteri merupakan salah satu contoh aplikasi bioteknologi dalam rekayasa genetika. Proses ini menghasilkan insulin rekombinan yang memiliki efektivitas dan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan insulin hewan. Selain itu, proses ini juga menawarkan produksi efisien dan biaya produksi yang lebih rendah, sehingga dapat menjawab kebutuhan insulin dalam jumlah besar untuk pasien diabetes.