Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan kepedulian terhadap praktik bisnis yang tidak etis dan merugikan konsumen. Salah satu isu yang cukup mengejutkan adalah penilaian pemerintah bahwa perusahaan motor Honda dan Yamaha di Indonesia diduga terlibat dalam aktivitas kartel, yang tentunya merugikan banyak konsumen di Indonesia.
Kartel adalah sebuah perjanjian rahasia antara beberapa perusahaan dengan tujuan merubah struktur pasar menjadi oligopoli atau monopoli. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan tersebut akan mengatur penentuan harga, produksi, penjualan, dan faktor lainnya untuk memaksimalkan keuntungan bersama.
Penentuan Harga
Sebagai dua pemimpin sektor otomotif di Indonesia, Honda dan Yamaha memiliki kekuatan signifikan dalam penentuan harga. Jika mereka terlibat dalam suatu kartel, mereka mungkin telah berkolaborasi untuk menetapkan harga yang tinggi. Mereka mungkin menciptakan “harga lantai” yang merugikan konsumen tetapi menguntungkan bagi mereka.
Ketahanan Menghadapi Perubahan
Kartel juga mungkin membantu perusahaan-perusahaan ini menahan berbagai perubahan di pasar. Dengan mengontrol sebagian besar pasar, mereka dapat lebih efektif menangkal ancaman dari pesaing baru atau fluktuasi pasar.
Melakukan Persaingan Usaha
Ketika perusahaan berkolusi untuk mengendalikan pasar, persaingan yang sehat cenderung hilang. Di Indonesia, Honda dan Yamaha telah lama mendominasi sektor motor, membuat mereka dalam posisi yang sempurna untuk bekerja sama dan membatasi persaingan.
Pengelolaan dan Mental Perusahaan
Dalam hal pengelolaan dan mental perusahaan, terlibat dalam kartel mengharuskan suatu perusahaan untuk mengabaikan standar etis dan hukum. Hal ini bisa terjadi jika manajemen perusahaan mementingkan keuntungan jangka pendek daripada reputasi dan keberlanjutan bisnis jangka panjang. Untuk mencegah hal ini, penting bagi perusahaan untuk menanamkan budaya etika dan hukum di semua tingkat organisasi.
Jadi, jawabannya apa?
Keterlibatan perusahaan besar seperti Honda dan Yamaha dalam kartel bisa terjadi jika ada kebutuhan untuk meredam persaingan, menangkal perubahan pasar, mengontrol harga, dan jika manajemen memilih untuk mengabaikan etika dan hukum. Untuk mencegah hal ini, harus ada regulasi kuat dan penegakan hukum yang efektif serta kultur bisnis yang kuat dan berorientasi pada etika. Itulah vasti tindak lanjut pemerintah dan masyarakat umum setelah mengetahui praktik kartel ini.