Bu Solihat, sebagai kepala sekolah di daerah tertinggal, mengambil langkah yang berani dan visioner setelah mengalami perbandingan langsung antara sistem pembelajaran dan kurikulum di negaranya sendiri dan di negara yang lebih maju. Dengan pengalamannya tersebut, beliau merasa bahwa meningkatkan level materi pembelajaran dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi murid-muridnya untuk bersaing dan berkembang.
Dalam konteks ini, pendapat yang tepat tentang apa yang dilakukan Bu Solihat cukup subjektif dan dapat bervariasi. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:
1. Upaya Meningkatkan Standar Edukasi
Dari perspektif ini, keputusan Bu Solihat dapat dilihat sebagai upaya yang progresif dan ambisius untuk menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi murid-muridnya. Menyadari adanya celah antara standar pendidikan di negaranya dan di negara yang lebih maju, Bu Solihat berani untuk mencoba dan beradaptasi dengan sistem pendidikan yang baru.
2. Tantangan Implementasi
Meskipun niatnya baik, implementasi keputusan ini bisa menjadi tantangan. Pengajaran materi yang lebih tinggi mungkin memerlukan serangkaian sumber daya baru atau pelatihan tambahan untuk guru-guru. Selain itu, siswa sendiri mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan materi yang lebih sulit.
3. Efek Jangka Panjang
Efek jangka panjang dari keputusan ini juga perlu dipertimbangkan. Jika diterapkan dengan benar, ini bisa menjadi langkah signifikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu mempersiapkan siswa untuk peluang yang lebih baik di masa depan. Namun, jika diterapkan tanpa persiapan yang memadai, ini mungkin bisa merugikan siswa dan guru.
Secara keseluruhan, tindakan Bu Solihat ini membuktikan bahwa beliau melihat pentingnya pendidikan yang berkualitas dan berusaha untuk mencapai standard yang lebih tinggi. Namun, dalam prakteknya, penting untuk mempertimbangkan sumber daya, pelatihan, dan dampak jangka panjang sebelum menerapkan perubahan besar seperti ini.
