Pengangguran adalah isu penting yang dihadapi oleh hampir setiap negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pada dasarnya, pengangguran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja. Istilah ini, dalam ilmu ekonomi, dikenal sebagai underemployment atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pengangguran terselubung.
Pengangguran terselubung merujuk pada situasi di mana seseorang secara teknis dipandang bekerja, namun tidak memanfaatkan sepenuhnya waktu kerja mereka. Artinya, mereka bekerja kurang dari waktu kerja penuh atau kurang dari kapasitas mereka.
Penyebab Pengangguran Terselubung
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin mengalami pengangguran terselubung, diantaranya:
- Kurangnya Kesempatan Kerja: Di beberapa bagian dunia, kesempatan kerja penuh waktu mungkin sulit ditemukan, menjebak banyak orang dalam pekerjaan paruh waktu yang tidak memenuhi waktu kerja penuh.
- Condong ke Pekerjaan Paruh Waktu: Beberapa pekerja mungkin memilih pekerjaan paruh waktu menjadi lebih populer, karena bisa memberikan keseimbangan kerja-hidup yang lebih. Meski demikian, hal ini dapat meningkatkan tingkat pengangguran terselubung.
- Musim Kerja: Di beberapa sektor seperti pertanian atau pariwisata, pekerjaan mungkin berfluktuasi sepanjang tahun, sehingga waktu kerja yang tersedia bagi pekerja bisa berkurang.
Dampak Pengangguran Terselubung
Pengangguran terselubung bisa memiliki dampak yang cukup merugikan, tidak hanya bagi individu yang terkena dampak, tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan. Bagi individu, ini bisa berarti berpotensi kehilangan pendapatan. Sementara bagi perekonomian, hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja dan potensi laju pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Solusi
Untuk mengatasi pengangguran terselubung, pemerintah bisa memperluas lapangan pekerjaan serta menawarkan program pelatihan kerja dan pendidikan lanjutan. Selain itu, menciptakan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja-hidup juga dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran terselubung.
Jadi, jawabannya apa? Pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut sebagai pengangguran terselubung. Meski mereka dihitung bekerja, kurangnya pemanfaatan penuh dari waktu kerja memiliki dampak yang cukup merugikan dan seharusnya menjadi fokus perhatian dalam upaya pengurangan pengangguran.