Sebagai manusia sosial, kita seringkali menjadi subjek yang terpengaruh oleh lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Dalam dunia psikologi sosial, fenomena dimana seseorang menerima dan mengikuti pandangan, sikap, atau perilaku dari pihak lain tanpa pertimbangan mendalam dikenal sebagai konformitas.
Konformitas: Sebuah Fenomena Sosial
Konformitas adalah perilaku yang terjadi ketika kita berubah atau menyesuaikan diri dengan perilaku orang lain berdasarkan tekanan nyata atau seolah-olah. Tekanan ini tidak selalu negatif; bagi sebagian orang, konformitas juga bisa membantu mereka merasa lebih diterima dan memiliki tempat dalam suatu kelompok sosial.
Konformitas sering terjadi jika individu tersebut menganggap kelompoknya memiliki otoritas atau lebih tahu tentang situasi tertentu. Dalam hal lain, konformitas muncul dari keinginan untuk diterima dan dipandang baik oleh kelompoknya.
Dua Jenis Konformitas
Konformitas dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu normatif dan informatif. Konformitas normatif terjadi ketika seseorang mengikuti perilaku kelompok untuk diterima dan dihargai. Pada dasarnya, ini diarahkan oleh keinginan untuk masuk ke dalam sosial.
Sementara itu, konformitas informatif terjadi ketika seseorang mengubah pandangan atau perilaku mereka berdasarkan informasi yang mereka terima dari orang lain. Ini biasanya terjadi ketika seseorang merasa tidak yakin dan mencari seseorang atau kelompok untuk panduan.
Dampak Konformitas
Konformitas memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari kita. Di satu sisi, dapat membantu mendorong kerja sama dan kebersamaan dalam suatu kelompok dan dapat menciptakan harmoni sosial. Namun di sisi lain, dapat membatasi pemikiran kritis dan mengurangi individualitas, bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan perilaku destruktif atau berbahaya jika konformitas mengarah pada tindakan yang salah atau tidak etis.
Kesimpulan
Penting untuk memahami konsep dan dampak konformitas, karena interaksi dan pengaruh sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Meski konformitas bisa menjadi bentuk penghormatan dalam banyak situasi, tetapi kita juga harus belajar untuk berpikir secara kritis dan mempertahankan pendirian kita sendiri ketika diperlukan.