Sosial

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang Dikeluarkan Presiden Yang Kemudian Ditolak Oleh

×

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang Dikeluarkan Presiden Yang Kemudian Ditolak Oleh

Sebarkan artikel ini

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu), adalah instrumen hukum yang dapat dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam keadaan genting dan mendesak. Perppu ini memiliki kekuatan hukum yang sama dengan undang-undang, dan secara teori, digunakan sebagai alat penyeimbang antara kepentingan eksekutif dan legislatif. Namun, ada beberapa situasi di mana Perppu yang dikeluarkan oleh Presiden ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pertanyaannya adalah, bagaimana prosesnya dan apa konsekuensinya? Pada artikel ini, kita akan membedah proses dan konsekuensi penolakan Perppu oleh DPR.

Proses Penolakan Perppu oleh DPR

Sebelum kita memahami proses penolakan Perppu, penting untuk memahami bagaimana sebuah Perppu diusulkan. Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Presiden bisa mengeluarkan Perppu dalam keadaan genting dan memaksa. Setelah dikeluarkan, Perppu tersebut harus segera dibawa ke DPR untuk mendapatkan persetujuan.

Proses penolakannya di DPR dimulai ketika anggota dewan mempertanyakan legitimasi atau relevansi Perppu tersebut. Dalam sidang paripurna, anggota dewan akan mengevaluasi dan memutuskan apakah Perppu tersebut akan diterima sebagai Undang-Undang atau ditolak. Jika mayoritas anggota dewan memilih untuk menolak Perppu, maka Perppu tersebut dianggap tidak memiliki kekuatan hukum.

Konsekuensi Penolakan Perppu

Penolakan Perppu oleh DPR memiliki beberapa konsekuensi. Pertama, peraturan tersebut menjadi tidak berlaku dan tidak dapat diterapkan. Ini dapat berdampak pada berbagai sektor, tergantung pada isi dari Perppu tersebut.

Kedua, penolakan tersebut bisa diinterpretasikan sebagai penilaian terhadap pertimbangan Presiden tentang apa yang dianggap sebagai keadaan ‘genting dan mendesak’. Ini dapat berdampak pada dinamika antara presiden dan dewan legislatif.

Penutup

Secara umum, proses dan konsekuensi penolakan Perppu oleh DPR adalah bagian integral dari keseimbangan kekuatan antara eksekutif dan legislatif di Indonesia. Meskipun penolakan ini bisa menimbulkan konsekuensi yang berat, proses ini penting untuk memastikan bahwa Perppu digunakan secara tepat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *